Gus Jazil: Komitmen Kebangsaan dan Nasionalisme Harus Ada Dalam Diri Setiap Aktivis Muda
Saya lihat komitmen-komitmen tersebut sudah ada dalam diri aktifis-aktifis PMII, sudah tidak diragukan lagi.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengungkapkan bahwa dalam diri setiap aktifis muda Islam mesti terus ditanamkan, dikembangkan komitmen keagamaan, komitmen kebangsaan dan komitmen nasionalisme.
Hal ini penting, sebab para aktifis yang kebanyakan mahasiswa perguruan tinggi yang bergabung dalam berbagai organisasi salah satunya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah jiwa-jiwa muda yang penuh energi dan semangat tinggi. Sehingga dalam setiap kegiatan mereka mesti diiringi dengan kecintaan kepada agama dan tanah air.
“Saya lihat komitmen-komitmen tersebut sudah ada dalam diri aktifis-aktifis PMII, sudah tidak diragukan lagi. Semua itu harus terus dipertahankan sebab komitmen yang kemudian terimplementasikan dalam segala kegiatan PMII adalah bentuk kontribusi nyata kepada bangsa dan negara,” katanya.
Hal itu disampaikannya dalam acara pelantikan Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) DKI Jakarta, yang digelar di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara IV, Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (26/2/2021). Turut hadir dalam acara antara lain, Ketua Umum PB PMII Agus Mulyono Herlambang, Ketua PKC PMII DKI Jakarta Rizky Abdul Rahman Wahid, dan perwakilan beberapa organisasi seperti HMI, GMNI, GPII, BEM RI, GMKI.
Lebih jauh, Pimpinan MPR dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang biasa disapa Gus Jazil ini mengingatkan kepada setiap aktifis muda Islam Indonesia khususnya anggota PKC PMII DKI Jakarta bahwa perjuangan serta dakwah saat ini di tengah pandemi Covid-19 tidaklah mudah, terasa lebih sulit dan berat.
“Untuk menghadapi itu, minimal para aktifis tidak miskin spiritualnya, harus terus ditempa. Selain itu, perjuangan kalian perlu bekal, antara lain kaderisasi yang kompak dan tangguh serta perlu penguatan mental dalam diri pribadi masing-masing, agar apa yang diperjuangkan akan berhasil nanti,” ujarnya.
Kepada para aktifis PMII, Gus Jazil yang juga sebagai Ketua Majelis Pembina Daerah (Mabinda) PMII ini menyampaikan tiga poin wasiat yang disampaikan Rasulullah kepada dua sahabatnya Abu Dzar dan Muadz bin Jabal, untuk dijadikan pegangan dalam melakukan kegiatan. Pertama, Ittaqillah haytsumaa kunta yang menjadi jiwa ahlusunnah wal jama'ah yakni, jadikan Tuhan itu ada dan mengawasi setiap kegiatan, keinginan serta cita-cita kita.
“Poin ini sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia yakni pada sila pertama dalam Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan makna dan implementasi yang seiring sejalan,” imbuhnya.
Yang kedua, wa atbi’issayyiatal hasanata tamhuha, bermakna jika kita melakukan keburukan maka segera mungkin tutup dengan melakukan kebaikan. “Kita adalah manusia biasa, pasti melakukan kesalahan tapi harus cepat menyadari dan lakukan kebaikan untuk menutup itu,” tambahnya.
Yang ketiga, wa kholiqinnasa bi khuluqin hasan, bergaulah dengan siapapun dengan akhlak dan moral yang mulia. “Moral baik itu penting. Jika dalam bergaul dan beraktifitas kalian dikenal tidak baik, jangankan lingkungan, keluarga saja pasti tidak akan suka,” ucapnya.
Di sesi akhir, Gus Jazil mengajak seluruh elemen aktifis muda Islam Indonesia mulai dari sekarang untuk bangkit memperbaiki diri terutama akhlak dan moral sesuai dengan tuntunan agama. “Memang di era modern ini membentuk karakter diri dengan akhlak mulia tidaklah mudah. Tapi, jika dilakukan selain akan bermanfaat buat diri sendiri juga akan bermanfaat untuk lingkungan masyarakat,” tandasnya.