Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fadel Muhammad: Saya Membatalkan Puasa Seperti Muhammadiyah dan Salat Ied Ikut Pemerintah

Fadel mengaku prihatin dengan adanya ancaman pembunuhan kepada warga Muhammadiyah akibat perbedaan penetapan Hari Raya Idulfitri 1444 H.

Editor: Content Writer
zoom-in Fadel Muhammad: Saya Membatalkan Puasa Seperti Muhammadiyah dan Salat Ied Ikut Pemerintah
Istimewa
Wakil Ketua MPR RI, Fadel Muhammad melakukan kunjungan ke Gorontalo pada Rabu (26/4/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua MPR RI, Fadel Muhammad, menyayangkan munculnya ancaman pembunuhan dari oknum peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kepada warga Muhammadiyah, yang viral di media sosial. Ancaman yang muncul akibat perbedaan penetapan Hari Raya Idulfitri 1444 H.

Menurut Fadel, hal itu tidak perlu terjadi jika pihak yang bersangkutan memahami persoalan yang dipertentangkannya. Apalagi, perbedaan itu sudah sering terjadi, bahkan disemua masa kepemimpinan presiden Indonesia.

Karena itu Fadel mengaku prihatin dengan adanya ancaman pembunuhan tersebut. Ia pun menambahkan, perbedaan penetapan jatuhnya Hari Raya Idulfitri adalah sesuatu yang wajar dan biasa-biasa saja. Perbedaan pendapat itu muncul sebagaimana laiknya perbedaan penafsiran fenomena alam lainnya.




"Saya memutuskan diri untuk berbuka puasa pada 21 April, karena hari itu Muhammadiyah menetapkan sebagai hari Raya Idulfitri. Tetapi saya baru melaksanakan salat Ied keesokan harinya, sesuai ketetapan pemerintah, jadi biasa saja, tidak pantas diributkan," kata Fadel menambahkan.

Ungkapan keprihatinan, itu disampaikan Fadel yang juga mantan Gubernur Gorontalo dua periode, saat melakukan kunjungan ke provinsi berjuluk 'Bumi Serambi Madinah' dan Provinsi Karawo pada Rabu (26/4/2023). Saat kunjungan tersebut, Fadel Muhammad melakukan berbagai pertemuan dan bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat dan pemuda setempat.

Fadel mengatakan, perbedaan penetapan lebaran tidak perlu menjadi persoalan, dan tidak pantas diributkan. Karena itu Ia berharap, ada jalan keluar yang baik, untuk mengakhiri persoalan tersebut, tidak melulu semua persoalan berakhir di ranah hukum. Apalagi jika persoalannya bisa diselesaikan secara musyawarah, dan saling memaafkan untuk tidak diulang kembali di masa yang akan datang.

Fadel berpesan, tahun politik jelang Pemilu 2024, pasti akan ditandai dengan peningkatan suhu politik. Karena itu tidak boleh ada satu pihakpun yang terpancing untuk melakukan kekerasan. Seluruh masyarakat harus selalu mawas diri, tidak mudah terprovokasi dan tidak melakukan hal-hal yang tidak perlu.

BERITA TERKAIT

"Saya mendengar informasi dari intelijen, ada sekelompok orang yang bermaksud merongrong keamanan negara dan ingin menggagalkan pemilu 14 Februari 2024. Karena itu kita harus terus waspada, jangan terpancing dengan perangkap mereka," pungkasnya.

Hampir sepekan, ini media sosial ramai memperbincangkan ancaman pembunuhan Peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin yang hendak menghalalkan darah Muhammadiyah atau membunuh warga Muhammadiyah karena perdebatan 1 Syawal. Saat ini ancaman tersebut telah menjadi persoalan hukum, karena sudah dilaporkan ke pihak kepolisian oleh sejumlah pihak. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas