KNPI Beberkan 7 Alasan Mengapa PON Papua Diusulkan Ditunda
Masalah nyawa masyarakat Indonesia adalah hal yang paling penting dibandingkan pagelaran PON Papua.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) mendesak Menpora Zainuddin Amali untuk membatalkan atau menunda penyelenggaraan PON XX Papua 2021.
Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama mengatakan pemerintah kembali memperpanjang PPKM level 4 untuk memutus mata rantai Covid-19 yang semakin melonjak.
"Tidak ada urgensinya pemerintah tetap menyelenggarakan PON di Papua di tengah lonjakan Covid-19," kata Haris, Senin (9/8/2021).
Haris membeberkan tujuh alasan DPP KNPI meminta pemerintah untuk segera membatalkan atau menunda pesta olahraga nasional tersebut yang menghabiskan dana cukup besar di tengah pandemi.
"Pertama, situasi keamanan di Papua masih rawan. Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua masih terus melakukan aksi terornya," ungkap Haris.
Baca juga: Mensos Ajak Generasi Muda Papua Ciptakan Peluang & Kreativitas di Perhelatan PON XX Papua
Alasan yang kedua, kata dia, adalah pelaksanaan PON Papua dilakukan di tengah pandemi Covid-19.
"Penyelenggaraan PON XX Papua 2021 akan berpotensi menjadi cluster baru. Karena ribuan orang dari berbagai provinsi akan datang ke Papua. Baik itu atlet, official dan lain sebagainya," ungkapnya.
Haris mencontohkan saat Olimpiade 2020 di Tokyo.
Jepang sebagai negara maju tidak mampu menekan lonjakan kasus Covid-19 usai olimpiade," ujarnya.
"Coba lihat Jepang, lonjakan kasus usai olimpiade semakin besar. Oleh karena itu KNPI meminta pemerintah segera membatalkan PON Papua," tegasnya.
Penundaan bahkan pembatalan PON XX Papua 2021 menjadi cara terbaik dalam menahan laju penyebaran virus Corona dan menghindari cluster baru dari Tanah Papua.
Sedangkan alasam ketiga kata Haris adanya pemborosan anggaran.
"Apa pelaksanaan PON Papua begitu sangat penting sehingga tetap harus di laksanakan. Bahkan saat ini APBN kita telah defisit," kata Haris.
Untuk alasan kelima Haris menyebut meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia.
"Sementara rakyat Indonesia banyak yang susah makan, kehilangan pekerjaan karena pandemi seperti sekarang ini," sambungnya.