Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Borotetuk Tewas Mengenaskan

Keluarga korban berhasil menemukan Gaspar Hale (67), warga Desa Borotetuk, Kecamatan Tasifeto Timur, Belu, tewas mengenaskan di kebun miliknya, Selasa (16/3/2010) sekitar pukul 11.00 Wita.

Editor: Prawira
TRIBUNNEWS.COM, ATAMBUA - Keluarga korban berhasil menemukan Gaspar Hale (67), warga Desa Borotetuk, Kecamatan Tasifeto Timur, Belu, tewas mengenaskan di kebun miliknya, Selasa (16/3/2010) sekitar pukul 11.00 Wita.

Pihak keluarga mensinyalir kematian korban tidak wajar sehingga keluarga meminta aparat Kepolisian Sektor (polsek) Wedomu, Ibu kota Kecamatan Tasifeto Timur, untuk menyelidikinya lebih lanjut.

Anak kandung korban, Tomi Andrada, ketika dikonfirmasi Pos Kupang melalui hand phone, Selasa (16/3/2010) membenarkan soal kematian ayah kandungnya.

Tomi mengungkapkan, sebelum penemuan jasad korban di kebun, korban pada Jumat (12/3/2010) berlibur ke rumahnya di Pasar Baru Atambua. Korban baru kembali ke Borotetuk pada Minggu (14/3/2010) pagi karena alasan melihat kebunnya.

Korban pada Senin (15/3/2010) pamit ke anggota keluarga lainnya kalau dirinya mau ke kebun. Seperti biasanya, korban jika ke kebun membawa serta dengan kelewang, rokok dan perlengkapan lainnya. Namun, pada hari Senin korban ke kebun tanpa membawa apa-apa hanya sebotol minuman keras namun tidak diminum samasekali korban ketika itu.

Sampai pada sore hari, jelas Tomi, keluarga resah karena korban tidak pulang rumah sampai keesokan harinya (Selasa, 15/3/2010).

Merasa curiga jika terjadi apa-apa pada diri korban, maka keluarga mencoba menyusul korban ke kebun. Keluarga tidak menemukan korban di kebun miliknya.

Pencarian dilakukan ke hutan di sekitar kebun itu, dan saat itu ditemukan korban dalam kondisi mengenaskan dimana darah segar keluar dari hidung dan telinga. Pihak keluarga kemudian menghubungi aparat Polsek Wedomu untuk mengevakuasi korban untuk dibawa ke RSU Atambua guna dilakukan visum.

Berita Rekomendasi

"Kami keluarga melihat ada kejanggalan atas kematian ayah kami. Kalau karena serangan jantung, kenapa ada keluar darah dari hidung dan telinga. Makanya kami minta dokter visum untuk mengetahui apakah ada tindakan kekerasan atau tidak pada diri ayan kami. Kalau memang ada tindakan kekerasan maka kami akan adukan masalah ini ke Polsek Wedomu untuk mengusut siapa yang membunuh ayah kami. Selama ini, ayah kami tidak punya persoalan dengan siapapun. kami lihat bukti fisik korban ini diduga meninggal tidak wajar," kata Tomi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas