TRIBUNNEwS.COM, JAKARTA - Kapolri Jendral Polisi Bambang Hendarso Danuri membenarkan penggerebekan teroris yang dilakukan Densus 88. Dari penggerebekan di Cikampek dan Cawang, Densus 88 menembak mati lima orang dan satu orang yang diduga kuat adalah teroris jaringan Aceh.
"Dari penggerbekan di Cikampek dan Cawang,yang tewas lima dan hidup satu orang," tegas Kapolri usai mengikuti rapat kabinet di Kantor Presiden, Selasa (12/5/2010). Ditegaskannya, saat ini Polri masih melakukan pengembangan. "Sampai hari ini anak-anak (Tim Densus 88) masih berada di lapangan. Tadi siang jam 13.00 memang ada yang ditangkap."
Menurut Kapolri, teroris yang tewas cukup berbahaya. "Yang tewas adalah mereka yang cukup berbahaya. Dengan identitas bernama M. Ini, memang pelaku yang lama yang terus menjadi target dan sudah melakukan rangkaian berikutnya," katanya seraya memastikan saat penggerebekan ditemykan peluru serta senjata.
Kapolri juga memastikan, para tersangka teroris yang tewas itu selain terkait dengan para teroris yang tertangkap di Aceh, juga terkait dengan aksi pengeboman di Kedubes Australia, JW Marriot, serta aksi peledakan di beberapa tempat lainnya.
Kapolri enggan memastikan saat ditanya para teroris yang tertangkap ada kaitannya dengan keberadaan salah satu organisasi Islam, Jemaah Ansharud Tauhid. "Rangkaian kegiatan operasi ini sudah selesai. Nanti, kalau sudah selesai, lengkap, utuh, baru kita jelaskan. Kalau sekarang sepotong-sepotong, sebetulnya ini tidak perlu saya sampaikan dulu karena anak-anak masih dilapangan semua," ujar Kapolri.
Sebelumnya Kapolri sempat mengungkap yang para tersangka teroris yang tertangkap diantaranya berinisial M dan S. Kapolri kepada beberapa wartawan kemudian memastikan inisial M itu tak lain Maulana dan inisial S adalah Saptono.
Sementara juru bicara presiden SBY, Julian Pasha membenarkan, presiden sudah diberitahu langsung oleh Kapolri tentang adanya penangkapan para teroris saat rapat kabinet.