LP Cipinang Jadi Target Bom Mobil Teroris
Untuk menyelamatkan dua tokoh vital dalam pengeboman Kedutaan Besar Australia pada 20004 Rios dan Hasan, orang-orang terduga teroris akan melancarkan serangan secara terbuka dengan membobol LP Cipinang dengan bom mobil.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat teroris Dynno Cresbon menyatakan ada rencana besar dari puluhan orang terduga teroris yang ditangkap dan ditembak mati Tim Densus 88 antiteror Polri di Cikampek, Jawa Barat, Cawang, Jakarta Timur, dan Sukaharjo, Jawa Tengah, untuk menyelamatkan dua rekan mereka, narapidana tervonis mati Rois dan Hasan dari LP cipinang di waktu tak terduga.
Karena itu, Tim Densus 88 Anti teror Polri mengambil langkah antisipatif dengan meringkus orang-orang tersebut dan memindahkan Rois dan Hasan ke LP Nusakambangan, yang memiliki pengamanan sangat ketat.
Untuk menyelamatkan dua tokoh vital dalam pengeboman Kedutaan Besar Australia pada 20004 Rios dan Hasan, orang-orang terduga teroris akan melancarkan serangan secara terbuka dengan membobol LP Cipinang dengan bom mobil.
"Kalau saya mencermati para teroris yang telah tertangkap tersebut, mereka akan melancarkan aksi secara terang-terangan di LP Cipinang untuk membebaskan kedua rekannya, yakni Rois dan Hasan. Namun, pemerintah telah sigap untuk memidahkan para teroris tersebut ke Nusa Kambangan," kata Dino Cresbon kepada Tribunnews.com, Jakarta, Jumat (14/5/2010).
Tim Densus tidak ingin kecolongan kehilangan Rois dan Hasan. Karena itu, pemindahan menuju ke LP Nusakambangan dilakukan lewat jalur udara menggunakan helikopter.
Menurut Dino, rencana ini diketahui Tim Densus 88 setelah mengorek informasi sejumlah orang yang dibekuk di Aceh pada awal Maret, lalu. Dari mulut mereka juga diketahui bahwa Rois dan Hasan bisa mengatur serangan dan koordinasi rekan-rekan mereka dari balik jeruji LP Cipinang, dengan menggunakan 9 telepon genggam. "Itu berdasarkan pengakuan mereka yang ditangkap di Aceh. Dari pengakuan mereka juga didapat informasi bahawa Rois bisa komunikasi meski di dalam sel. Makanya ditemukan 9 hand phone itu," terangnya.
Dari kelompok Aceh ini, Tim Densus juga mendapat informasi bahwa Rois melimpahkan tanggungjawab kepada Saptono dan Maulana soal rencana penyelamatan dengan bom mobil tersebut. Karena itu, Tim Densus meringkus mereka di Cikampek, sebelum rencana ini benar-banar dieksekusi. Adapun keduanya tewas karena keduanya melakukan perlawanan dengan senjata, sehingga Tim Densus 88 mau tak mau harus ambil langkah tembak mati di tempat. "Yang bertanggungjawab untuk rencana ini adalah Saptono dan Maulana," tandasnya.
Selain karena Rois dan Hasan akan divonis mati, rencana penyelamatan paksa ini dilakukan karena kedua napi itu merupakan tokoh inti di Negara Islam Indonesia (NII) Non Territorial. Karena itu, mau tak mau Rois dan Hasan adalah harga mati untuk diselamatkan sebelum dieksekusi vonis matinya. "Rois dan Hasan adalah tokoh inti di NII non territorial," ujarnya.
Kepala LP Cipinang I Wayan Sukerta mengaku tidak mengetahui alasan permintaan pemindahan Rois dan Hasan, yang waktunya bersamaan dengan puluhan orang dan lima orang terduga teroris yang tewas di Cawang-Jakarta Timur, Cikampek-Jawa Barat, dan Sukaharjo-Jawa tengah itu. Ia juga tak tahu, kenapa pemindahan dilakukan dengan helikopter. "Saya enggak mengerti. Saya cuma dapat surat perintahnya, kemarin (Rabu, 12/5/20010), " kata I Wayan Sukerta di LP Cipinang.
Wayan yang belum genap dua bulan menjadi Kepala LP Cipinang menjelaskan, sebelumnya Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar mempunyai kebijakan untuk memindahkan seluruh napi teroris ke LP Nusakambangan agar mendapat pengamanan maksimal atau maximum security.
Menurut Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Untung Sugiyono, permintaan pemindahan Rois dan Hasan atas permintaan Tim Densus 88. Ia hanya mengatakan, bahwa alasan pemindahan adalah demi menjaga keamanan negara. "Itu untuk kemanan negara," ujarnya.