TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi sentilan Anggota Komisi VII Bambang Wuryanto (Fraksi PDI Perjuangan), pimpinan tim kajian independen pembatasan BBM bersubsidi, Anggito Abimayu menyatakan dirinya hanya membuka satu  halaman dari 25 halaman hasil kajian.

"Yang saya sampaikan itu kan hanya satu halaman, tidak lebih dari satu halaman saja dari 25 halaman. Karena kan substansinya tidak boleh," jelasnya, saat skors Rapat Kerja komisi 7 dengan menteri ESDM, di Jakarta, Selasa (8/3/20011).

Anggito menyebutkan tiga opsi yang kemarin dipaparkannya kepada media, termasuk kemungkinan BBM naik Rp 500 per liter, sudah merebak dibicarakan di tengah masyarakat. "Opsi-opsi kan sudah berkembang di masyarakat," jelasnya.

Kemudian saat ditanya tanggapannya atas pro-kontra boleh tidaknya timnya memaparkan hasil kajian akademis, dirinya mengaku tidak keberatan. "Ya ngak apa-apalah, saya merindukan masa-masa seperti ini, nggak apa," jelasnya.

Anggito menjelaskan pula kajian yang dilakukan timnya adalah sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian akademis.

Sebelum Raker diskors, Bambang "menyentil" Anggito atas paparannya. Menurutnya langkah yang dilakukan tersebut tidak sesuai mandat dan itu menimbulkan kisruh dan keresahan di tengah masyarakat.