Abu Bakar Baasyir Tak Ratapi Kematian Osama
Tersangka teroris Abu Bakar Baasyir mengatakan akan ada azab untuk Amerika Serikat (AS) yang telah membunuh Osama bin Laden.
Penulis: M. Ismunadi
Editor: Ade Mayasanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tersangka teroris Abu Bakar Baasyir mengatakan, tak ada ekpresi sedih ataupun kaget dari wajah Baasyir dengan tewasnya Osama di tangan militer Amerika.
"Enggak, biasa saja," kata Baasyir seperti dituturkan Asisten pribadinya, Hasyim Abdullah, seusai bertemu di tahanan Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (2/5/2011).
Kepada Hasyim, Baasyir mengaku tak mengenal dekat dengan Osama, kendati pernah bertemu langsung di Afganistan, saat pertempuran Afganistan dan Uni Soviet sekitar 1984.
"Dulu pernah katanya pernah waktu perang Afganistan. Waktu perang dengan Uni Soviet, bertemu di Afganistan. Waktu Afganistan dikuasasi Soviet. Juga pernah bertemu Abdullah Sungkar," ungkapnya.
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mengumumkan bahwa pemimpin jaringan teroris Al Qaeda yang telah bertahun-tahun diburu, Osama bin Laden, telah tewas setelah terjadi baku tembak di sebuah kompleks di Abbottabad, di luar ibu kota Pakistan, Islamabad. Obama mengklaim tewasnya Osama adalah hasil operasi militer pasukan khusus AS di Pakistan.
Osama disebut sebagai dalang dari serangan 9/11 di New York, Amerika Serikat. Sejak peristiwa di tahun 2001, Osama bak lenyap ditelan bumi. Dia menghilang, dan diduga bersembunyi di Pegunungan Afganistan.
Akhir Januari lalu, Osama sempat muncul melalui rekaman audio. Dia mengancam akan membunuh sandera asal Prancis bila Presiden Nicolas Sarkozy tidak menarik pasukannya dari negara-negara Muslim.
Untuk diketahui, Osama lahir di Arab Saudi pada 10 Maret 1957. Dia merupakan pendiri organisasi Al-Qaidah. Osama bersama organisasinya ini dituding pemerintah Uwak Sam terlibat dalam beberapa kejadian.
Peristiwa berdarah 7 Agustus 1998 di kedutaan Amerika Kenya, dan Tanzania disebut berkait Osama. Peristiwan ini menewaskan 224 orang, dan 12 di antaranya warga AS.