TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tersangka kasus cek travel pemilihan Deputi gubernur senior Bank Indonesia, Nunun Nurbaeti dianggap telah melanggar keimigrasian. Apabila benar Nunun berada di Thailand berarti istri dari anggota Komisi III DPR Adang Daradjatun sudah melanggar keimigrasian pemerintah Thailand.

"Betul, betul (melanggar imigrasi Thailand)," ujar Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa di gedung DPR, Jakarta, Rabu (1/6/2011).

Menurut Marty, setelah paspornya resmi dicabut, secara de facto dan de jure, segala macam dokumen Nunun seperti paspor dan visa dianulir keberadaannya. Sehingga otomatis harus dipulangkan ke negara asalnya.

"Tentu kalau tak punya paspor, kan visa seseorang berada di luar negeri berada di paspor tentu de facto dan de jure bahkan visanya teranulir," jelas Marty.

Meski begitu, lanjut Marty, dirinya tidak secara tegas bagaimana tahapan memulangkan Nunun ke Indonesia. Apakah dengan cara deportasi atau ekstradisi.

Namun, Marty menegaskan pemerintah Indonesia dan Thailand sudah memiliki kerjasama ekstradisi.

"Kalau paspor itu kan paspor biasa dicabut sehingga tidak bisa bergerak kemana-mana kalau sudah tahu posisinya dimana,dan sudah dipastikan apakah langkah deportasi atau ekstradisi, deportasi itu mengusir, ekstradisi atas permintaan Indonesia," jelas Marty.

Lebih jauh Marty menjelaskan, dengan langkah administratif pencabutan paspor beliau sudah tentu maka akan membatasi kemampuan gerak Nunun. Karena aparat hukum imigrasi negara sahabat terkait pasti tahu paspor sudah tidak berlaku dan sudah membatasi beliau.

"Kalau mencoba bepergian ke luar negeri seharusnya bisa terdeteksi, langkah itu akan bisa memungkinkan identifikasi dan memfasilitasi kepulangan Nunun," jelasnya.

Sementara itu, ketika ditanyakan apakah Nunun saat ini berada di Thailand, Marty mengaku belum mengetahuinya.

"Saya sendiri belum tahu Nunun di Thailand," tandas Marty.