Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Irgan Chairul Mahfiz mengatakan figur Surya Dharma Ali (SDA) sangat diperlukan untuk kembali memimpin PPP. Sebab, menurut Irgan, sosok SDA sangat layak jual sebagai pemimpin nasional yang pantas dipertandingkan sebagai presiden atau wapres pada pemilu 2014 yang akan datang.

Apalagi, lanjut Irgan, ada beberapa program penting PPP di kepemimpinan SDA yang baru akan direalisasikan. Jadi, alasan untuk kembali memberikan kesempatan SDA dalam memimpin PPP menurut Irgan sudah sangat tepat.

"Kalau ada calon terpilih selain SDA berarti rombak program lagi. Kalau begitu, mulai dari awal lagi. Sementara kita terus dikejar waktu seiring semakin dekatnya Pemilu 2014," ujar Irgan saat ditemui di gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/6/2011).

Muktamar VII Partai Persatuan Pembangunan (PPP) lanjut Irgan jangan dianggap sebagai ajang pertarungan kader partai berlambang Kabah tersebut untuk memperebutkan posisi Ketua Umum saja.

Makna yang terpenting dalam perhelatan akbar PPP adalah lebih kepada ajang konsolidasi persiapan Pemilu 2014 dengan kembali memberi kesempatan Suryadarma Ali (SDA) memimpin PPP menjadi partai yang lebih baik.

Lebih jauh Irgan menjelaskan kesantunan berpolitik yang dimiliki SDA imbuh Irgan terbukti dengan tidak pernahnya PPP berseteru dengan partai koalisi.

"Di bawah kepemimpinan SDA, PPP tetap harmonis dengan partai koalisi. Sikap kepemimpinan SDA yang bijak sudah terbukti sejak dia mahasiswa ketika mimpin PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia-red)," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Irgan juga menjelaskan, dukungan secara tertulis untuk SDA hingga kini mencapai 28 DPW dan 349 DPC. "Dukungan itu saya perkirakan akan terus bertambah ya," Irgan memastikan.

Seperti diketahui, pada perhelatan akbar pemilihan Ketua Umum partai berlambang Kabah yang sedianya akan dilaksanakan di Bandung pada 3 Juli 2011 itu terdapat empat calon yang siap berkompetisi.

Keempat calon itu adalah Akhmad Muqowam, Surya Dharma Ali, Ahmad Yani, dan bekas politisi Partai Gerindra Muchdi PR.