Polri dan KPK Harus Jelaskan Kenapa Tidak Bisa Menangkap Nunun
Sukses menangkap Muhammad Nazaruddin tidak memberi nilai tambah signifikan terhadap citra penegakan hukum.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sukses menangkap Muhammad Nazaruddin tidak memberi nilai tambah signifikan terhadap citra penegakan hukum.Bagaimana pun, keberhasilan itu masih menyimpan misteri dan tanda tanya besar di masyarakat.
"Sukses menangkap Nazaruddin di Kolombia, sebuah negeri yang sangat jauh, justru menguatkan kesan diskriminasi perlakuan terhadap para buron, terutama sejumlah koruptor yang sudah sangat lama lari dari Indonesia,"ujar Anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo dalam pesan singkatnya, Rabu (10/8/2011).
Bahkan lanjut Bambang dalam dua hari terakhir ini,dirinya mengaku sudah dihujani pertanyaan dari berbagai kalangan.
Kalau koordinasi Polri dengan Interpol bisa begitu efektif menyergap Nazaruddin, mengapa Polri-Interpol terkesan begitu sulit menangkap Nunun Nurbaeti dan sejumlah buronan korupsi lain yang diketahui hanya bersembunyi di negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Dimunculkan kesimpulan bahwa untuk pekerjaan memburu Nazaruddin, para penegak hukum menunjukan kesungguhan dan bekerja all out.
"Sedangkan untuk memburu Nunun serta para buron lain, tidak ada kesungguhan. Publik masih ingat bahwa sudah beberapa kali Presiden membuat pernyataan tentang kasus Nazaruddin,"jelasnya.
Karena itu lanjut Bambang Polri dan KPK harus segera memberi penjelasan kepada masyarakat perihal pembedaan perlakuan ini.
"Masyarakat ingin tahu apa saja kesulitan Polri dan KPK dalam memburu para buronan korupsi lain,"pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.