Bulu Kuduk Merinding Saat Dekati Bilik Nomor 9
Warnet Solonet kini jadi sepi pengunjung setelah terungkap pelaku bom bunuh diri Yosepa Hayat mampir ke situ sebelum melakukan aksinya.
Editor: Yulis Sulistyawan
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Ikrob Didik Irawan
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Warnet Solonet kini jadi sepi pengunjung setelah terungkap pelaku bom bunuh diri Yosepa Hayat mampir dan berselancar di dunia maya di warnet tersebut. Bilik yang dipakai Hayat adalah nomor 9. Dan kini oleh pengelola Solonet, sengaja dikosongkan.
Saat Tribun Jogja (Grup Tribunnews.com) mendatangi warnet tersebut, terlihat sepi tak seperti biasanya. Di warnet itu terdapat 14 bilik yang terbuat dari papan triplek-kayu guna menyekat tiap-tiap komputer.
Warnet Solonet terletak di Jalan Arifin nomor 129, tak jauh dari lokasi ledakan bom bunuh diri di Gereja GBIS Kepunton, Dusun Kepunton, Kelurahan Tegalharjo, Kecamatan Jebres. Di warnet yang berjarak sekitar 150 meter dari Gereja GBIS Kepunton itu, Ahmad Yosepa Hayat sempat mengakses situs jihad sebelum akhirnya meledakkan diri.
Yuwono Tri Raharjo, penjaga Warnet mengatakan, bilik nomor 9 dikosongkan karena menjadi bagian olah TKP yang dilakukan oleh polisi. Sebagai tanda, pengelola menempelkan secarik kertas bertuliskan “Rusak” pada dinding bilik.
“Katanya bilik itu sebelumnya dipakai pengebom dan sekarang tak boleh dipakai. Jadi angker malahan,” kata Dwi Cahyono, seorang pengunjung warnet, Senin (26/9/2011).
Meski tak rutin, Dwi mengaku sering bermain internet di Solonet. Ia tak terpengaruh meski ada kabar pelaku bom bunuh diri pernah singgah di warnet langganannya itu.
Meski begitu, ia mengaku bulu kuduknya tetap saja merinding saat mengamati bilik nomor 9 yang persis yang ada disampingnya. Saat itu, pria 20 tahun duduk di bilik nomor 7. “Merinding juga kalau melihat bilik itu (bilik 9). Tapi mungkin hanya perasaan saya saja,” katanya sambil tertawa.
Sunu Prasetya pemilik Solonet menambahkan, polisi telah menyita central processing unit (CPU) dibilik nomor 9. Oleh polisi, CPU itu akan digunakan untuk melengkapi data-data penyelidikan dan sebagai barang bukti untuk mengungkap pelaku.
“CPU di bilik nomor 9 disita polisi untuk dipelajari. Dan sampai sekarang, bilik nomor 9 masih belum bisa digunakan pengunnjung. Sampai batas kapan tak boleh digunakan kami juga belum tahu,” katanya.