Densus 88 Bergerak Buru Rekan Hayat
Kepala Bareskrim Polri, Komjen (Pol) Sutarman mengakui saat ini kepolisian tengah melakukan perburuan terhadap sejumlah rekan pelaku bom
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Bareskrim Polri, Komjen (Pol) Sutarman mengakui saat ini kepolisian tengah melakukan perburuan terhadap sejumlah rekan pelaku bom bunuh diri Solo, Ahmad Yosepa Hayat, pada Minggu (25/9/2011).
Sutarman mengatakan kepolisian telah mengantongi sejumlah bukti mengenai keterlibatan rekan Hayat dalam bom bunuh diri tersebut.
"Alat bukti-bukti sudah diperoleh, kemarin sudah matching dan sudah diserahkan kepada tim. Dan tim sedang bergerak untuk kaitan bukti dan kelompok-kelompok yang memang sudah dicurigai," kata Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (29/9/2011).
Sama seperti pernyataan Kapolri Jenderal, Timur Pradopo, Sutarman juga mengatakan rekan Hayat yang dikejar oleh tim pemburu tersebut adalah kelompok Cirebon, yakni orang-orang yang membantu M Syarif melancarkan aksi bom bunuh diri di masjid Adz-Zikro Mapolres Cirebon, Jawa Barat, pada 15 April 2011, lalu.
"Saya kira (jaringan Cirebon) masih DPO lima orang, yang satunya itu pelaku (bom Solo). Itu jadi perhatian kami," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan, dengan tewasnya Hayat dalam bom bunuh diri gereja GBIS Kepunton Solo, maka tersisa empat DPO bom Cirebon. Di antara mereka diduga masih menyimpan tujuh bom pipa yang belum dipakai.
Keempat DPO bom Cirebon tersebut, yakni Yadi alias Hasan alias Abu Fatih alias Vijay, Beni Asri, Nanang Irawan alias Nang Ndut alias Rian, dan Heru Komarudin, yang merupakan adik ipar Musola.
Keempat DPO ini memiliki spesialisasi masing-masing. Yadi Al Hasan alias Abu Fatikh alias Vijay alias Yadi, terlibat menyembunyikan pelaku bom klaten, memberi perintah untuk memberikan pelatihan kepada perakit bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikro.
Heru Komarudin dinyatakan kepolisian ikut membantu merakit bom Syarief. Beni Asri, terlibat menyembunyikan DPO Klaten dan ikut membawa dan menyembunyikan sisa-sisa bom Syarif.
Sementara Nanang Irawan alias Nang Ndut alias Gendut alias Rian, terlibat ikut merakit bom kalten dan memberi pelatihan pada perakit bom bunuh diri.
Selain keempat DPO tersebut, kepolisian juga menduga ada orang-orang baru yang terlibat aksi bom bunuh diri Hayat di Solo.