Baasyir Tak Kenal Pengebom Solo
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror melakukan penggeledahan rumah Beni Asri, tersangka kasus terorisme kelompok Cirebon
Editor: Prawira
TRIBUNNEWS.COM, SOLOK - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror melakukan penggeledahan rumah Beni Asri, tersangka kasus terorisme kelompok Cirebon, di Nagari Koto Sani, Solok, Sumatera Barat. Dalam penggeledahan tersebut ditemukan sejumlah barang bukti berupa tawas, belerang, dan arang, Senin (3/10).
Sejumlah polisi bersenjata lengkap menjaga sekeliling rumah Beni. Penggeledahan disaksikan Ny Nurul Zuraida, istri Beni Asri, sambil menggendong bayinya yang masih berusia dua bulan. Petugas juga menyita sejumlah dokumen dan buku mengenai Islam.
Kapolres Kota Solok, AKBP Lutfi Martadian, megatakan penggeledahan tersebut merupakan rangkaian kegiatan penyidikan setelah penangkapan Beni, Jumat lalu. Penggeledahan dibenarkan Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam.
"Hari ini (Senin), pukul 11.00 WIB, tim berada di Kabupaten Solok, Kecamatan Singkarak, Sumatera Barat, guna melakukan penggeledahan rumah Beni," kata Anton Bachrul Alam, di Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Beni ditangkap Densus 88 Antiteror karena diduga terkait dengan kelompok Mohammad Syarif, pelaku aksi bom bunuh diri di Masjid Adz Zikra di Mapolresta Cirebon, 15 April lalu, dan bom bunuh diri di Solo. "Untuk mengetahui keterlibatan Beni di bom bunuh diri di Solo dan Cirebon, kami punya waktu seminggu untuk memeriksanya," kata Anton.
Beni tercatat sebagai warga Nagari Koto Sani. Selama ini dia berada di Cirebon dan baru pulang kampung beberapa waktu lalu. Polri sebelumnya menetapkan enam orang masuk daftar pencarian orang (DPO) kasus bom Solo dan Cirebon, satu di antaranya Beni.
Pelaku bom bunuh diri, M Syarif dan Pino Damayanto, alis Ahmad Urip alias Ahmad Yosefa alias Hayat, menurut polisi merupakan anggota JAT wilayah Cirebon pimpinan Agung Nur Alam alias Abu Husama. Syarif dibaiat Amir Markasiah JAT, ustad Abu Bakar Ba'asyir di Tasikmalaya bersama sepuluh anggota JAT wilayah Cirebon, 2008.
Syarif juga aktif mengikuti majelis ta'lim pimpinan Ba'asyir di beberapa tempat di wilayah Jawa Barat. Doktrin yang didapatkan Syarif selain dari Agung Nur Alam, juga dari Oman Abdurrahman alias Oman. Saat ini Oman menjadi terpidana kasus terorisme Aceh.
Pimpinan Jemaat Anshorud Tauhid (JAT), Abu Bakar Ba'asyir, mengaku tak kaget Polri selalu mengaitkan kelompoknya dengan sejumlah kasus terorisme. "Itu memang untuk menjerat saya, hnya itu," kata Ba'asyir saat hendak berobat gigi di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Ba'asyir mengaku tidak pernah mengajarkan teror bom kepada anggotanya. Menurutnya aksi teror seperti bom di Cirebon dan Solo dilakukan oleh individu, tidak bisa dikaitkan dengan JAT.
"Itu omong kosong. Kan baiat banyak orang. Tapi kan JAT tidak pernah berbuat seperti itu. Tidak pernah mengajarkan seperti itu. Saya tidak kenal, saya tidak tahu," tandasnya.
Baasyir mengakui ada cabang JAT di Cirebon. Namun, Hayat diduga mendapatkan doktrin kekerasan dari kelompok lokal di Cirebon, bukan dari JAT.
Menurut Ba'asyir dua pengemboman itu ngawur. "Itu salah. Yang bikin bom juga salah. Malah nggak boleh itu, bom sembarangan. Itu ibadah yang ngawur, hanya sekadar emosi tak berdasarkan syariat," katanya. (tribunnews/isu/coz)