Kedukaan Kental Menyelimuti Rumah Kapten Partogi Sianipar
Suasana duka sudah terasa meski baru saja memasuki pintu masuk perumahan Villa Lampiri. Bendera kuning tanda berkabung
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana duka sudah terasa meski baru saja memasuki pintu masuk perumahan Villa Lampiri. Bendera kuning tanda berkabung terpasang di depan perumahan. Satu per satu para pelayat datang ke rumah duka sang kapten pilot Pesawat Cessna nahas itu. Mayoritas pelayat menggunakan pakaian serba hitam, tanda berkabung dan rasa kehilangan anak, saudara, kerabat, dan teman mereka, Partogi Sianipar.
Pantauan Tribunnews.com, walau jenazah Partogi belum tiba di rumah duka namun rumah duka sudah penuh, beberapa pelayat juga nampak duduk-duduk di tenda yang telah disiapkan oleh pihak keluarga.
"Kami semua menunggu kedatangan jenazah Partogi, kedua orangtua Partogi sudah ada di Majalengka sejak Senin pagi," jelas Mahohasa Sianipar (60 ) Abang sepupu dari ayah Partogi di rumah duka, Selasa (29/11/2011).
Ketika ditanya mengenai kesiapan pemakaman jenazah, Mahohasa menjawab semuanya sudah siap.
"Sudah siap semua, tinggal menunggu jenazah, besok selesai kebaktian dan acara keluarga akan segera dimakamkan di San Diego Hils, Kerawang," papar Manohasa.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, pesawat Cessna 172 hilang sejak Rabu (16/11/2011) pagi dalam perjalanan Jakarta-Cirebon. Pesawat berawak tiga orang itu Kapten Partogi Sianipar (25) Instruktur, Muhammad Fikriansyah (18) Siswa penerbang dan Agung Febrian (30) Siswa penerbang lepas landas dari Halim Perdana Kusumah pukul 07.40, dan sempat melakukan kontak terakhir pukul 08.19.
Jasad ketiga awak Cessna 172 milik Nusa Flying International School ditemukan di Kawah Burung Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Majalengka.