Haryono Umar Tidak Betah Bawa Pistol KPK
Kendati diberi kesempatan memiliki senjata api, Haryono Umar justru mengembalikan pistol kepada kesekretariatan KPK.
Penulis: Y Gustaman
Editor: Ade Mayasanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Haryono Umar agak aneh, lain daripada yang lain. Jika banyak orang ingin dan merasa lebih aman dengan mempersenjatai diri dengan pistol, dia tidak demikian. Kendati diberi kesempatan memiliki senjata api, pegawai Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) itu justru mengembalikan pistol kepada kesekretariatan KPK.
"Menembak, bukan dunia saya. Makanya hanya beberapa bulan saya bawa ke rumah, lebih lama saya simpan di brankas," ujar Haryono Umar kepada Tribun saat menjumpainya di kediaman keluarga, kawasan Perumahan Ciputat Baru, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (18/12/2011).
Urusan mempersenjatai diri dengan pistol bukan hal mudah. Tentu saja, Haryono Umar harus menjalani lewat pelatihan, dan tes psikologi untuk mendapat lisensi. Pelatih mereka langsung dari Mabes Polri.
"Memang waktu itu kami berlatih menembak," ujar Haryono dalam perbicangan di teras depan rumahnya yang rimbun dengan pohon buah.
Sebulan dua bulan, Haryono merasa 'tak nyaman' dengan senjata itu. Sempat senjata itu ia bawa pulang ke rumah. Belakang, setelah dipikir tak cukup mendesak fungsinya, senjata itu parkir di brankas ruang kerjanya. "Akhirnya daripada karatan, saya kembalikan ke Sekjen saja," ungkapnya.
Alasan yang diutarakan Haryono yang tidak memegang senjata selama empat tahun di KPK cukup sederhana. Pasalnya, ia sudah ada ajudan dan sopir. Jadi apalagi yang harus dikhawatirkan. Toh, kalaupun terjadi sesuatu, ia lebih berserah diri kepada Tuhan. Ia meyakini doa cukup membuatnya lebih aman.