Pasek: Di Golkar Ada Yang Rajin Mengkritik SBY Tanpa Fakta
Kelompok ini, diibaratkan seperti tentara yang maju ke medan perang namun dengan peluru kosong
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah seorang anggota Fraksi Partai Demokrat di DPR, I Gede Pasek Suardika menduga, ada kelompok di internal Partai Golkar yang kerap mengkritik pemerintahan SBY-Boediono.
Kelompok ini, diibaratkan seperti tentara yang maju ke medan perang namun dengan peluru kosong. Nyaring bunyinya, tapi tidak mematikan.
“Politisi seperti Bambang Soesatyo Cs kerap melakukan kritik terhadap bailout Century. Itu, ibarat tentara menembak senapan dengan peluru hampa. Tidak akan berdampak, karena itu tudingan hanya katanya-katanya tanpa fakta. Dan rakyat tidak bodoh untuk tahu bahwa tidak ada fakta sama sekali yang terungkap,” ujar Pasek kepada wartawan, Senin (2/1/2012).
Pasek kemudian menyarankan kepada kelompok di internal Golkar yang kerap mengaktualkan masalah skandal Bank Century harus segera melakukan taubat politik. ”Bertobatlah, jangan main tuding, jangan asal lempar isu tanpa dasar dan fakta. Fakta, akibat tindakan pemerintah mem-bailout Century, kita tidak terkena krisis sampai saat ini. Jangan hanya bisa menuding tanpa bisa melihat fakta, rakyat melihat fakta saat ini banyak kemajuan yang dicapai pemerintahan SBY-Boediono,” ujar Pasek.
Pasek kemudian menyebut di internal Golkar, salah satunya Bambang Soesatyo sebagai politisi frustasi, kerap mengkaitkan apapun terkait Century dengan pasangan SBY-Boediono. Alangkah lebih baik, melihat hasil audit investigasi terkini oleh BPK, didasari data dan fakta untuk dijadikan dasar dalam audit forensik.
"Tudingan yang ada hanya bertujuan untuk huru hara politik yang tidak produktif. Jangan menjadikan konsumsi untuk mempopulerkan orang-orang itu biar kelihatan hebat. Data dan fakta jauh lebih penting daripada rumor atau isu yang dijadikan bahan audit," tandasnya.
Ditegaskan, bangsa ini memiliki banyak tugas yang harus dijalankan ke depannya. Tantangan yang semakin banyak dan masa depan Indonesia tidak bisa dikait-kaitkan dengan masa lalu yang tidak jelas kebenarannya.
“Dan terlalu mahal jika bangsa ini dihabiskan energinya untuk mendengarkan celotehan-celotehan yang belum tentu benar. Mari kita pikirkan pembangunan bangsa ini ke depannya. Jangan terus mencari borok orang lain. Kalau benar ada borok tidak ada masalah. Namun, masalah kalau bangsa ini diperdaya dengan langkah-langkah politis yang tidak jelas dari politisi frustasi,” Pasek menandaskan.