Kementerian Kesehatan Bantah Lalai Tangani ASR
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama membantah adanya kelalaian dalam menangani ASR, pasien yang meninggal akibat flu burung.
Bocah lima tahun yang diduga tertular kakak kandungnya Puguh Dwi Yanto (23) warga Jalan Baru Ancol Selatan RT 10 RW 6 No 30 Sunter Agung Tanjungpriok, Jakarta Utara yang telag meninggal dengan status positif terjangkit flu burung pada Sabtu (7/1/2012) lalu. Pada awalnya ASR sudah divonis negatif, namun belakangan diketahui jika dia terjangkit virus H5N1.
"Kami tidak tahu, kan ada perjalanan penyakit, virus itu berubah-ubah dari waktu ke waktu. Justru kami periksa sampai tiga kali untuk menghindari adanya error, itu sudah sesuai dengan prosedur," ujar Tjandra Yoga Aditama, di Jakarta, Jumat (20/1/2012).
Selaku vocal point International Health Regulation (IHR) juga telah menginformasikan kasus ini ke WHO. "Sepanjang masih ada kasus flu burung di unggas, maka kemungkinan penularan ke manusia masih ada," kata Tjandra.
Tjandra juga menuturkan alasan mengapa ASR ditempatkan di ruang ICU bukan di ruang isolasi karena pada saat itu kondisinya sangat kritis. "Kondisinya waktu itu gawat, oleh karena itu ditempatkan di ICU," kata dia.
Saat ditanya apakah berada di ruang ICU dapat berisiko menularkan virus kepada pasien lain, Tjandra menjawab telah melakukan pemeriksaan kepada semua orang-orang yang berada di ruang tersebut.
"Semua orang yang diduga ada kontak dengan pasien diperiksa, baik di rumah sakit maupun di lingkungannya. Semua orang diperiksa," ujarnya.
Tjandra menambahkan, sebelum PDY meninggal, pihak rumah sakit datang ke rumahnya untuk melakukan pemeriksaan ke semua orang yang melakukan kontak. Lalu ada pasien ASR, yang pada saat itu sedang demam.
Kemudian dia dimasukkan ke rumah sakit sebagai suspect flu burung. Dan langsung menempati ruang isolasi flu burung karena ada kontak dengan pasien flu burung, dan unggas yang ada di sekitar.
Setelah diperiksa sebanyak tiga kali, hasil lab negatif, keadaannya bagus, baik-baik saja. Karena normal, ASR dipindahkan dari ruang isolasi ke ruang perawatan.
Dalam perawatan tersebut kondisinya memburuk. "Kami masukkan ke dalam ruang ICU pada waktu keadaan memburuk. Setelah diperiksa dia positif flu burung," ujarnya.