Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nunun akan Jelaskan Darimana Asal Cek Rp 24 Miliar

Nunun Nurbaeti akan memberikan keterangan sebagai terdakwa di depan majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, hari ini

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Nunun akan Jelaskan Darimana Asal Cek Rp 24 Miliar
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Terdakwa Nunun Nurbaeti (kiri) menjalani persidangan dengan agenda pemeriksaan saksi, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (21/3/2012). Nunun diduga terlibat kasus penyuapan anggota DPR RI saat pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia dengan calon Miranda Goeltom. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terdakwa perkara suap cek pelawat Nunun Nurbaeti akan memberikan keterangan sebagai terdakwa di depan majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, hari ini, Senin (16/4/2012).

Pada kesempatan itu, Nunun akan membantah adanya pertemuan pada 7 Juni 2004 dengan mantan stafnya Ari Malangjudo dan anggota DPR Hamka Yandhu.

"Soal pertemuan itu hanya karangan Ari Malangjudo. Faktanya Hamka Yandhu membantah pernah datang ke kantor Ibu (Nunun) pada tanggal 7 Juni dan 8 Juni," kata Pengacara Nunun, Diarson Lubis di Pengadilan Tipikor, Jakarta.

Selain itu, kliennya kata Diarson, akan menerangkan mengenai 480 lembar cek pelawat senilai Rp 24 miliar dan pengiriman uang ke kantor Nunun di Jalan Riau, Jakarta.

"Mungkin cek pelawat itu masih di Bank Artha Graha. Tidak mungkin ada di Jalan Riau," kata Diarson.

Pada sidang sebelumnya, Ahmad Hakim Safari alias Ari Malangjudo membeberkan kasus dugaan suap cek pelawat senilai Rp24 miliar ke sejumlah anggota Komisi IX DPR pada 2004 di Pengadilan Tipikor, Rabu (8/3/2012).

Dalam kesaksiannya, Ari Malangjudo menceritakan semua proses suap tersebut beraawal pada hari Senin, 7 Juni 2004. Saat itu Ari bertemu Nunun di kantornya. Di sana sudah berdiri seorang pria, yang belakangan dikenal bernama Hamka Yandhu.

Berita Rekomendasi

"Ketika itu ibu to the point minta tolong sampaikan tanda terimakasih ke anggota dewan," terang Ari.

Ari mengaku tidak tahu untuk apa tanda terimakasih itu. Dia cuma diberi pesan oleh Nunun akan ada yang menghubunginya lewat telepon.

"Saya tidak tanya konteks apa. Saya tidak mungkin berdebat di depan tamu," kata Ari.

Ketika Ari pamit keluar, pria yang bersama Nunun juga ikut-ikutan pamit. Ternyata, orang tersebut mengikuti Ari di belakangnya menuju kantor. "Enggak banyak bicara. Setelah sampai langsung pamit. Saya sempat mengantar ke mobil," kata Ari.

Selanjutnya suap yang diduga dilakukan oleh Nunun Nurbaeti itu terjadi dari pukul
10.00 WIB hingga menjelang malam pada Selasa, 8 Juni 2004.

"Selasa, pukul 10.00 sampai
11.00 WIB, saya menerima telepon dari orang yang mengatakan mau ngambil titipan. Dia bilang, ‘pak saya mau ambil titipan dari ibu’," kata Ari.

(Edwin Firdaus)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas