TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Hanura, Sunardi Ayub ternyata tidak sendiri saat melakukan perbuatan asusila. Sebagaimana pengakuan sopir Sunardi, Arifin, Sunardi kerap bermesraan dengan Bendahara Fraksi Hanura di dalam mobil hingga menuju ke apartemen pribadinya di bilangan Jalan Casablanca, Jakarta Selatan, hampir setiap hari.

"Jadi, Ibu Bendahara sudah bersuami, dia punya apartemen di Jalan Casablanca dan Pak Sunardi sering antar jemput. Mereka diantar sopir Arifin ke apartemen sampai menginap di sana. Besok pagi dijemput lagi sama sopirnya. Sopirnya bilang ke istrinya di rumah kalau Bapak rapat. Sebenarnya istrinya tahu, makanya sampai sakit-sakitan. Mungkin mikirkan itu," ujarnya di Jakarta, Selasa(22/5/2012).

Selain Bendahara ada pula asisten pribadi Sunardi yang sering diajak berbuat tidak senonoh.

"Lalu ada asprinya (asisten pribadi). Kan itu amoral," jelasnya.

Tidak hanya itu ada perempuan yang diduga menjadi selingkuhan Sunardi seorang penyanyi dangdut bernama Dila, Kartini dan Nita.

"Dia senang juga sama ABG (Anak Baru Gede). Kalau malam dia suka ke klub malam. Saya suka ikut sampai Subuh dan dia suka minta dicarikan kalau setiap ke hiburan malam. Dia paling suka penari telanjang. Tempatnya di Peninsula, di situ dia sudah dikenal 'Raja Nyawer'. Tanya saja itu ke dia," beber Bambang.

Sebelumnya, Sunardi sendiri sudah membantah tuduhan Bambang tersebut. Ia menyebut aduan Bambang ke BK adalah sebagai fitnah.

Menurut Sunardi, Bambang melaporkannya ke BK karena sakit hati gagal menjadi anggota DPR RI.

Ketua Fraksi Partai Hanura di DPR, Sunardi Ayub seperti diketahui telah membantah dirinya melakukan tindakan asusila sebagaimana aduan ke Badan Kehormatan (BK) DPR.

Ayub menyebut aduan ke BK itu sebagai fitnah. "Tapi, ini fitnah," ujar Ayub saat dikonfirmasi Selasa (22/5/2012).

Wakil Ketua BK DPR, Siswono Yudhohusodo, menyatakan pihaknya tengah menangani kasus video porno diduga melibatkan anggota DPR dan kasus tindakan asusila yang diduga dilakukan Ayub.

Kasus dugaan asusila yang dilakukan Ayub ditangani BK setelah mendapat laporan masyarakat. Namun, Siswono tidak menyebutkan pelapor dan tindakan asusila yang dilakukan Ayub.