Pesan Muchsin: Maaf Saya tak Bisa Bantu Bapak Lagi
Muslim Sanni Assidiqie (49), seorang warga Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta Timur yang meyakini 90% terduga teroris yang tewas adalah anaknya
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu dari dua terduga teroris Solo yang tewas ketika terjadi baku tembak dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror di Solo, Muchsin, sempat menorehkan tulisan pada secarik kertas dalam sebuah buku. Tulisan tangan pada sebuah lembaran dalam buku itu berisikan ungkapan permintaan maaf kepada orang tuanya.
Muslim Sanni Assidiqie (49), seorang warga Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta Timur yang meyakini 90 persen salah satu terduga teroris yang tewas adalah anaknya, mengatakan surat itu pertama kali ditemukan oleh istrinya. "Dia nulis di buku, yang nemu istri saya. Saya nggak tau persisnya kapan ditulis, soalnya kan ngga ada tanggalnya di buku," kata Muslim menyampaikannya kepada Kompas.com di kediamannya di Gang H Latief RT 03 RW 03, Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (3/9/2012) sore.
Pesan terakhir Muchsin ditulis tangan langsung oleh remaja berusia 20 tahun itu. Pada buku yang ditulis dengan banyak coretan itulah Muchsin menyampaikan ungkapan permintaan maaf terhadap orang tuanya.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sebelumnya aku minta maaf, kalau aku keseharian, aku punya salah sama Bapak, dan aku juga minta maaf, ngga bisa bantu Bapak di rumah lagi. Aku sangat berterima kasih sama Bapak, karena Bapak... (tulisan tidak dilanjutkan)."
Begitulah pesan dari sang anak yang ditunjukan Muslim kepada wartawan. Tak ada perubahan mencolok pada anaknya yang merupakan salah satu murid di Pesantren Ngruki, milik Abu Bakar Baasyir. Anaknya yang bernama lengkap Muchsin Sanny Permadi, kelahiran 30 Agustus 1992, terakhir kali ketika akan pamit kembali ke Solo hanya mengatakan memiliki 'janji' dengan seorang teman untuk berbisnis.
"Cuma dia bilang sama saya, 'Pak saya harus ke sana, udah ada janji'," begitu kata Muslim menyampaikan kata-kata dari anaknya.
Jika benar bahwa jasad salah satu dari dua terduga teroris yang ada pada RS Polri saat ini adalah putra keduanya, Muslim mengaku ikhlas dan berencana menyemayamkan putranya itu tidak jauh dari tempat tinggal. "Paling di daerah sini, di Batu Ampar," ujar Muslim.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.