Bayu: Kami Ingin Solo Pecah Seperti Ambon dan Poso
Dalam aksi penyerangan terhadap tiga pos polisi di Solo, Bayu Setiyono hanya bertugas sebagai orang yang melakukan survey terhadap tempat-
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam aksi penyerangan terhadap tiga pos polisi di Solo, Bayu Setiyono hanya bertugas sebagai orang yang melakukan survey terhadap tempat-tempat yang dijadikan taget atas perintah Farhan.
Bayu dalam testimoni yang diabadikan Densus 88 Antiteror Polri dengan video berdurasi 10 menit menceritakan bagaimana dirinya bersama, Farhan, Firman, Muchsin, dan dua orang yang tidak disebutkan namanya melakukan penyerangan terhadap polisi yang bertugas di Pospam 05 yang terletak di Serengan, Solo, Pos Pengamanan Lebaran di Pos Gladag, Solo, dan Pos Polisi Singosaren, Solo.
"Kami (ingin) membuat pecah Solo seperti Ambon atau Poso. Di situ pula bisa tegaknya syariat islam, khilafah islamiah di Indonesia," ungkap Bayu dalam testimoninya.
Kemudian untuk mewujudkan tujuannya pada 16 Agustus 2012 Bayu mendapatkan SMS dari Farhan untuk melakukan Survey ke Pos Pam 05 yang sedang digunakan untuk pengamanan mudik lebaran.
Sekitar pukul 01.00 WIB, Farhan menghubungi Bayu melalui via SMS untuk mengamati Pos Pam 05. Tanpa banyak fikir sesuai perencanaan semula Bayu melakukan survey terhadap target penyerangan.
"Saya ngecek disitu sudah siap. Farhan dan Firman bisa melakukan penembakan. Setelah itu pukul 01.30 WIB (Jumat 17/8/2012) dini hari, dia melakukan penembakan," ungkap Bayu.
Saat itu Firman membonceng Farhan dengan menggunakan sepeda motor untuk melakukan penembakan terhadap polisi yang berjaga di Pos Pam 05. Dalam aksi teror perdana mereka yang menjadi eksekutor Farhan, karena hanya Farhan yang mempunyai senjata api.
Kemudian, Sabtu (18/8/2012)Bayu kembali dihubungi Farhan melalui saluran selulernya minta bertemu. Ia pun menyanggupinya, dalam pertemuan tersebut Bayu kembali mendapatkan tugas untuk melakukan survey di di Pos Gladag, Solo.
Hal tersebut sesuai dengan saran pimpinannya yang juga bertindak sebagai penyokong dana aksi teror yang mengatakan bahwa mendekati lebaran banyak polisi di pos-pos. Setelah Bayu melakukan survey, ternyata benar di Pos Gladak sedang banyak polisi yang bertugas.
Stlh itu saya survei, stlh itu saya sms ke farhan. Jadi ini kantor pos gledak. Stlh itu kami konfirmasi. Rencana saya melempar sama mukhsin. Sampeyan mengawasi kami. Konfirmasi. Akhirnya pd pukul 21.00 pelemparan granat dimulai.
"Setelah itu pula Farhan dan Muchsin melakukan pelemparan, saya mengawasi dari belakang," ucap Bayu.
Kemudian Bayu pun pulang ke rumahnya di Karang Anyar, sehingga ia tidak mengetahui perencanaan aksi penembakan di pos polisi Singosaren, Solo, Kamis (30/9/2012)
"Saya tidak ada kontak sama Firman atau Farhan bahkan Muchsin. Setahu saya dari penembakan yang di Singosaren si Farhan dan Firman (yang melakukannnya). (Itu terlihat) dari ciri-ciri postur tubuh orangnya dan motornya," ungkap Bayu.
Ia menegaskan bahwa peran dirinya dalam aksi teror di Solo hanya sebagai pengintai dan survey terhadap sasaran dan target yang sudah ditentukan Farhan.
Atas kejadian tersebut, Bayu meminta maaf kepada seluruh warga Solo. Hal tersebut ia ungkapkan dari hati yang terdalam tanpa ada tekanan dari petugas yang menciduknya.
"Untuk warga Kota Solo saya minta maaf sebesar-besarnya atas kelakuan saya atau saya pernah melakukan kesalahan. Saya ucapkan ini dari hati saya yang terdalam. Saya ikhlas dan tidak ada tekanan dari aparat polisi. Alhamdulillah saya sehat-sehat, karna ada pendampingan dari pihak polsi dan pihak TPM (Tim Pembela Muslim)," ungkap Bayu.
Klik:
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.