Perlakuan kepada Terpidana Koruptor Lebih Manusiawi
Para terpidana kasus terorisme menurut Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Saleh Daulay tidak seistimewa para tahanan korupsi.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para terpidana kasus terorisme menurut Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Saleh Daulay tidak seistimewa para tahanan korupsi. Menurutnya, para pelaku terorisme lebih sering diacuhkan.
"Saya pernah ketemu Abu Bakar Ba'asyir. Waktu itu saya minta polisi untuk berikan obat kepada dia. Beda dengan koruptor yang langsung dikasih obat dan bisa ke rumah sakit," kata Saleh saat dialog Polemik bertajuk "Teror Tak Kunjung Usai" yang digelar di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9/2012).
Hal inilah, menurut Saleh yang membuat kecemburuan dan justru membuat banyak kelompok yang ingin melakukan 'balas dendam' terhadap aparat kepolisian akibat perlakuan tersebut.
"Kalau seperti itu polanya nanti banyak yang ingin menjadi teroris," kata Saleh.
Saleh menambahkan, seharusnya polisi menyadari, bahwa aksi teror di Solo, Jawa Tengah merupakan aksi balas dendam terhadap aparat kepolisian.
"Mungkin saja itu karena perbuatan polisi tersebut kurang menyenenangkan. Misalnya asal tembak saja," ucap Saleh.
Klik:
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.