TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maraknya tawuran yang terjadi dan melibatkan pelajar beberapa waktu belakangan ini membuat prihatin banyak pihak. Dengan kejadian itu sudah saatnya kesehatan jiwa anak-anak remaja harus diberi perhatian lebih untuk mengontrol emosi.

"Perkembangan psikodinamik dan psikososial remaja dan usia dewasa dini membutuhkan pendekatan “Adolescent Mental Health Promotion” atau program promosi kesehatan jiwa kepada remaja. Melalui program tersebut, kita dapat memberikan pelatihan untuk mengelola emosi, menyelesaikan konflik secara damai, dan juga mempertahankan harga diri secara proposional," kata Wakil Ketua Komisi IX DPR, Nova Riyanti Yusuf dalam pesan singkatnya kepada Tribunnews.com, Jumat(28/9/2012).

Menurut Nova, Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan harus memiliki upaya untuk mengembangkan sebuah model project berupa upaya "outreach" seperti "Mental Health Mobile Clinic" berisi tenaga medis kesehatan jiwa yang mendatangi sekolah-sekolah untuk dapat memberikan konsultasi jiwa secara gratis, termasuk kepada para pelajar di sekolah.

"Melakukan konsultasi jiwa bukan berarti orang tersebut mengalami gangguan, namun penting sekali sarana untuk saling "ventilasi" dengan para ahli tentang bagaimana cara kita untuk menangani problem-problem yang muncul dalam hidup sehari-hari. Kerjasama bisa dengan guru-guru BP (Bimbingan dan Penyuluhan) sebagai pihak yang dekat dengan siswa," ujar Nova.

Pendekatan ini lanjut Nova sekaligus mensurvei problematika psikologis remaja Jakarta yang tampaknya masih kurang data empiris dan masih berbasis teori.

"Sudah saatnya pemerintah, DPR, bersama-sama seluruh masyarakat memikirkan dan melaksanakan upaya untuk mencegah terjadinya tawuran di masa mendatang sehingga tidak ada lagi anak Indonesia tewas sia-sia hanya karena tawuran," ujar Nova.

Berita Terkait: Tawuran Pelajar