Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Eri Komar Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belasan mahasiwa dari berbagai perwakilan kampus di Jakarta berunjuk rasa mendukung rencana buruh melakukan aksi mogak kerja nasional mulai 3 Oktober 2012 besok, di Jl Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.

"Kami membawa isu yang sama dengan petani dan buruh. Perjuangan buruh misalnya upah murah dan outsourcing. Sementara mahasiswa, kami mendukung biaya pendidikan (perguruan) tinggi yang murah, " ujar Danu, mahasiswa UIN, yang juga ketua SMGI (Serikat Mahasiswa Gerakan Indonesia).

Dalam orasinya, mereka meneriakkan sistem kerja kontrak dan outsourcing dan upah murah adalah sebuah produk perbudakan modern.

"Perusahaan outsourcing mempunyai kecenderungan untuk mempekerjakan buruh yang berusia 18-24 tahun serta berstatus lajang. Ironis, karena harusnya usia tersebut masih dalam tahap pendidikan," ujarnya.

SMGI juga menyoroti masalah kapitalisme yan mengubah pendidikan dari hak publik menjadi komoditi privat. Liberalisasi di sektor perburuhan berbandng lurus dengan agenda di sektor nasional.

SMGI mencantumkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2011 pekerja lulusan SD mendominasi sebanyak 55,1 juta (49,53 persen), Diploma 3,3 juta (2,98 persen) dan sarjana 5,5 juta (4,98 persen).

"Negara gagal mewujudkan pendidikan berkelanjutan dari tingkat terendah hingga perguruan tinggi. Pendidikan menghasilkan tenaga kerja murah," ujar Danu dengan berapi-api.

"Aksi bersama kampus se-Jakarta menyerukan kepada seluruh mahasiswa Indonesia untuk turut mendukung aksi mogok nasional buruh yang dimulai 3 Oktober. Bahkan aksi boikot di kampus," ujarnya.

SGMI merupakan gabungan dari Universitas Sahid, UIN, Unindra, Tri Sakti, Gunadarma, UBK (Universitas Bung Karno), ISIP, Perbanas, BSI Cawang, BSI Cileduk, UPN, APP, UPY-YAI, ATAHIRIAH.