TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Komisi I DPR mengaku belum mengetahui penyebab pasti jatuhnya pesawat tempur Hawk 200 di Pekanbaru. Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengatakan pesawat tersebut masih aktif digunakan Angkatan Udara.

"Itu masuk tahun 2000-an, jadi masih layak. Kita membelinya dua skuadron. Lalu ditempatkan di Pekanbaru dan Pontianak," kata TB Hasanuddin di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (16/10/2012).

Hasanuddin mengatakan pesawat tersebut bukan bermesin baling-baling tetapi jet dan cukup canggih. Bahkan, kata Politisi PDI Perjuangan, AU mengajukan biaya perawatan.

"Jadi di kacamata kami tidak ada yang dikawatirkan. Mengapa terjadi kcelakaan itu nanti harus ada investigasi," katanya.

TB Hasanuddin membantah bila pesawat tersebut sudah usang maupun suku cadang yang buruk. Ia pun belum memastikan kecelakaan tersebut karena human error.
Bkn krena psawat yg sdh lama, bkn juga krena suku cadanbg yg buruk

"Kalau secara teknis 20-25 tahun itu masih bisa dipakai. Tapi kalau peswaat tempur harus memiliki kecanggihan yang melebihi alat tempur musuh," katanya.

Mengenai adanya pemukulan wartawan saat meliput kejadian tersebut, TB Hasanuddin menyayangkan hal tersebut. Namun ia mengingatkan ketentuan setiap pesawat militer ketika jatuh memang tidak boleh didekati. "Karena dikawatirkan ada ledakan. Kalau ada pemukulan saya kira tdk boleh terjadi," tukasnya.

Sebelumnya, sebuah pesawat tempur Hawk 200 jatuh saat akan melakukan training dari Lanud Pekanbaru take off dan jatuh sekitar pukul 09.46 di Desa Pasir Putih, Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (16/10/2012).