TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan memberikan gelar pahlawan nasional bagi Dwi Tunggal Proklamator RI, Soekarno dan Mohammad Hatta di Istana Merdeka Jakarta hari ini, Rabu (7/11/2012).

Beragam pendapat terlontar menanggapi keputusan pemerintah memberikan gelar Pahlawan yang sudah dinantikan lama.Pengamat Politik, Muhamad Qodari misalnya.

Menurutnya, dampak politik kebijakan SBY menganungerahi gelar pahlawan kepada dua tokoh penting bangsa ini tidak akan berimbas, menaikkan citra SBY dan partainya, Partai Demokrat.

Peneliti Indo Barometer ini menegaskan kembali, dampak politik kebijakan SBY ini lebih kepada relasi SBY dengan Puteri Bung Karno, Megawati Soekarnoputri, yang renggang. Renggang  sejak SBY mengundurkan diri dari kabinet Mega untuk mencalonkan diri menjadi presiden tahun 2004.

"Implikasi politiknya lebih kepada relasi dengan SBY dan bu Mega. Bukan naiknya popularitas SBY dan Pemerintah dan Partai Demokrat," kata Qodari kepada Tribunnews, Jakarta, Rabu (7/11/2012).

Menurutnya relasi rujuk Megawati dengan SBY itu akan menjadi dampak dari keputusan pemberian gelar Pahlawan yang cukup lama dinantikan.

"Tapi, apakah bu Mega akan mencair, bisa iya dan juga bisa tidak. Tapi saya rasa tidak," ungkapnya.

Qodari menegaskan kembali,  masyarakat akan melihat keputusan Presiden SBY  sudah tepat memberikan gelar pahlawan kepada Bung Karno dan Bung Hatta.

"Kalau waktu bu Mega memerintah, kan tidak elok dia memberikan gelar sendiri buat ayahnya. Jadi masyarakat menilai sudah sangat tepat gelar Palawan diberikan pada pemerintahan SBY. Masyarakat melihat ini semacam koreksi sejarah, walaupun agak terlambat," jelasnya.

Jadi, tegasnya lagi, masyarakat menilai sudah tepat, layak dan wajar pemberian gelar Pahlawan kepada Bung Karno dan Hatta. Tidak ada alasan lain.