SBY: Buang Stigma Negatif Tentang Soekarno dan Hatta
Presiden SBY meminta kepada seluruh rakyat Indonesia agar menghilangkan stigma dan pandangan negatif
Penulis: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden SBY meminta kepada seluruh rakyat Indonesia agar menghilangkan stigma dan pandangan negatif terhadap dua proklamator Soekarno dan Hatta.
"Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia, sebagai bentuk kecintaan, penghormatan dan penghargaan kepada kedua Bapak dan Guru Bangsa ini, kita tinggalkan segala stigma dan pandangan yang tidak positif, yang tidak perlu dan tidak semestinya," kata SBY saat acara penganugerahan gelar Pahlawan Nasional bagi dua proklamator Indonesia, yaitu Ir Soekarno (Bung Karno) dan Drs. Muhammad Hatta (Bung Hatta), di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/11/2012).
Salah satu stigma yang jelas tergores dalam Tap MPRS No. 33/MPR/1967 yang dikeluarkan pemerintah yang berkuasa pada waktu itu yakni Soeharto. Stigma pada Tap MPRS No.33/MPR/1967 menyatakan Soekarno seolah-olah terlibat dan sebagai orang yang bertanggung jawab atas pemberontakan G30S/PKI.
Dengan Tap MPRS tahun 1967 itu, Soekarno bahkan dicap sebagai pengkhianat, Hal ini sontak meninggalkan kepedihan yang begitu mendalam dari keluarga maupun pendukung Soekarno.
SBY juga menegaskan bahwa jasa, perjuangan, pengorbanan dan pengabdian keduanya jauh melampaui dan jauh lebih besar daripada kekurangan dan kelemahannya.
Rakyat Indonesia melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dengan ketetapannya juga telah menghapuskan stigma yang tidak baik yang mungkin ada terhadap Bung Karno dan Hatta.
"Mari kita pedomani dan laksanakan apa yang menjadi kehendak rakyat itu," ujar SBY.
Lebih lanjut Presiden juga mengatakan dirinya memiliki keyakinan, bahwa setiap pemimpin hakikatnya ingin berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negaranya.
Pun demikian, setiap pemimpin memiliki niat baik dan pikiran jernih untuk membuat bangsanya bersatu, rukun dan maju. Hal ini tentu ada pada sosok Bung Karno dan Bung Hatta.
"Sungguh, beliau berdua, adalah Pahlawan Nasional dan Tokoh Besar bangsa Indonesia," ujarnya.