Kompolnas: Perlakuan Polisi kepada Rasyid Rajasa Wajar
Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Adrianus E Meliala mengungkapkan, dalam kasus kecelakaan BMW maut di ruas Tol Jagorawi
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Anwar Sadat Guna
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Adrianus E Meliala mengungkapkan, dalam kasus kecelakaan BMW maut di ruas Tol Jagorawi KM 3+350 yang melibatkan anak Hatta Rajasa, M Rasyid Amarullah Rajasa, perlakuan khusus polisi untuk anak pejabat dinilai wajar.
Namun, kriminolog Universitas Indonesia itu, menilai, perlakuan khusus yang diberikan jangan untuk jangka waktu lama, dan proses hukum harus terus berjalan.
"Kalau dilihat dari supermasi hukum, semua orang diberlakukan sama di mata hukum. Nenek nyuri singkong aja di hukum, begitu juga anak pejabat," kata Adrianus kepada wartawan dan Tribunnews.com usai berdiskusi bersama Kapolres Jakarta Timur, Kombes Mulyadi Kaharni, di Mapolres Jakarta Timur, Jumat (4/1/2013).
Lebih lanjut Adrianus mengatakan, kasus kecelekaan maut ini merupakan
sebuah ujian berat bagi polisi. Terlebih, dalam hal ini, polisi jangan sampai jadi palang pintu untuk sebuah kasus.
"Polisi jangan menguras 'tabungannya' sendiri untuk satu kasus. Polisi jangan pasang badan buat satu orang saja, masih banyak yang penting dan masih ada yang lebih berharga untuk polisi. Taruhan bagi polisi sangat besar dalam kasus ini," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, kecelakaan antara mobil BMW dan Daihatsu Luxio, di ruas tol Jagorawi pada Selasa (1/1/2013) pagi, membawa luka mendalam bagi pasangan Eman (37), Enung (30).
Liburan tahun baru bersama kedua anak mereka Rifan (8) dan Muhammad Raihan (1,5), berakhir maut. Raihan harus meregang nyawa setelah mobil angkutan umum berplat hitam yang keluarga ini tumpangi ditabrak dari belakang oleh sebuah mobil BMW X5 berplat nomor B 272 HR yang melaju kencang dari arah Utara (Jakarta) menuju Selatan (Bogor).
Selain menewaskan Raihan, hingga kini Enung dan Ripal, harus dirawat secara intensif di Ruangan Cendrawasih Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur.