Teroris yang Tewas di Makassar Jadi Target Densus Sejak November
Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri sudah mengintai Syamsudin HG alias Asmar alias Abu Uswah dan Ahmad Khalil alias
Penulis: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri sudah mengintai Syamsudin HG alias Asmar alias Abu Uswah dan Ahmad Khalil alias Hasan, alias Kholid, terduga teroris yang ditembak mati depan pintu masuk Masjid Nur Alfiah, RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Jumat (4/1/2013) pukul 10.45 WITA.
Kabiro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (4/1/2013) menerangkan, Densus 88 sudah mengikuti keduanya pascapelemparan bom terhadap Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, juga Ketua DPD Partai Golkar Sulsel, saat HUT Golkar Makassar 11 November 2012.
"Saat itu ditangkap Awang dan Andika. Hasil penyelidikan yang bersangkutan terus dilakukan karena terkait dengan kelompok Santoso. Dalam proses penyelidikan kurang lebih satu bulan setengah, telah dilakukan upaya penangkapan yang menjadi target penyelidikan," ujar Boy.
Densus 88 dengan terpaksa menembak keduanya setelah Ahmad, mengeluarkan senjata api jenis FN. Sebenarnya selain Syamsudin dan Hasan, ada dua orang temannya, namun kabur. Kedua orang yang kabur ini masih dalam pengejaran Densus 88.
Menurut kepolisian, Syamsudin bekerja sebagai wiraswasta lahir di Palopo 31 Mei 1978, dan tinggal di BTN Manga Tiga Blok G B/11 Kel Paccerakking, Makassar, dan Hasan yang bekerja sebagai pegawai swasta tinggal Jalan Maros B, No. 132 Blok B BSP Kelurahan Sudiang Raya, Makassar.
Boy mengatakan, Densus 88 berhasil memantau keberadaan mereka setelah mendapat informasi dari dua orang yang ditangkap pascapenembakan 11 November yakni Awang dan Andika yang sudah ditetapkan tersangka. Syamsudin dan Hasan termasuk bagian kelompok yang merencanakan penyerangan waktu itu.