TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di sisa masa tugas Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II yang tinggal 1,5 tahun, Ismarindayani Priyanti, istri Roy Suryo, yakin suaminya yang baru ditunjuk menjadi Menpora, takkan terjerembab dalam korupsi seperti pendahulunya, Andi Mallarangeng.

Selama sekitar 19 tahun mengarungi rumah tangga bersama Roy, Ririen, sapaan akrabnya, mengaku tak melihat sedikit pun cara-cara kotor yang dilakukan suaminya, baik sebelum maupun setelah menjadi anggota DPR.

"Saya enggak takut kalau soal itu. Dia (Roy) orangnya jujur. Coba, apa pernah dengar Mas Roy main proyek. Padahal, kalau mau main proyek, dia sudah bisa sejak jadi ahli IT dulu," ujarnya kepada wartawan termasuk Tribunnews.com, di rumahnya di kawasan Tomang, Jakarta Barat, Jumat (11/1/2013) malam.

"Dia orang yang punya prinsip. Contoh, waktu tugas di DPR, kalau mau ambil yang aneh-aneh, dia enggak akan mau ditugasi di Komisi I, karena orang pada tahu Komisi I bidang 'kering'. Nah, dia sengaja di Komisi I karena ingin sesuai bidangnya, yakni informasi," tuturnya.

Keyakinan Ririen juga dikarenakan ia dan Roy sudah merasa cukup dengan kekayaan yang mereka miliki saat ini.

"Kalau hanya korupsi, insya Allah suami saya tidak. Orang korupsi karena ingin kaya, tapi saat ini kami rasa yang ada sudah cukup. Dan Mas Roy, background-nya dari keluarga berada. Almarhum bapaknya Mas Roy juga punya rumah sakit dan museum di Jogja. Jadi, dia tidak silau terhadap harta," ucapnya.

Ririen menambahkan, sejumlah mobil mewah Mercedes Benz yang terparkir memenuhi garasi dan halaman parkir rumah, adalah koleksi pribadi Roy yang sudah dikumpulkan sejak lama. Koleksi mobil itu dilakoni Roy, karena dia adalah pecinta olahraga otomotif.

"Dia punya banyak mobil, dari mengumpulkan uang seminar-seminar. Dulu dia bisa diundang di tiga kota dalam sehari. Saya pun bekerja dengan gaji yang lumayan. Jadi, itu cukup membantu kebutuhan hidup kami," ungkapnya.

Selama ini, apakah Anda selalu mengingatkan Roy bila diketahui dalam tugas atau pekerjaannya berniat ke arah korupsi atau penyimpangan lainnya?

"Selama ini saya tidak sampai mengingatkan, karena saya lihat dia tidak ke arah yang berbahaya." cetusnya. (*)