Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Empat Makna Ucapan Anas

Ada empat hal menarik dari statement Anas Urbaningrum.

Penulis: Yulis Sulistyawan
zoom-in Empat Makna Ucapan Anas
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Anas Urbaningrum (melambaikan tangan) meninggalkan Gedung DPP Partai Demokrat di Jakarta, seusai menyatakan mundur sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, di Kantor DPP Partai Demokrat di Jakarta, Sabtu (23/2/2013). 

News Analysis

Gun Gun Heryanto, Pengamat Politik dari UIN Jakarta

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada empat hal menarik dari statement Anas Urbaningrum. Pertama, Anas dari sudut narasi di awal sepertinya ingin menunjukkan ke publik, meskipun sarat muatan politik, ia akan taat pada prosedur hukum.

Anas masih punya perspektif KPK bekerja secara objektif dan independen. Itu adalah retorika politik. Kedua, yang mengagetkan saya, Anas langsung menohok figur SBY. Meski tidak ada kata-kata SBY dalam statemennya, kita semua tahu yang dituju Anas itu adalah SBY.

Pernyataan Anas, "Saya baru menyadari saya akan jadi tersangka, saat ada permintaan kepada KPK untuk memperjelas kasus saya."

Kemudian, ia mempertegas lagi, "Semakin sadar akan jadi tersangka saat saya diminta fokus pada masalah hukum." Itu adalah tohokan untuk SBY.

Di statemen itu dia flashback ke 2010, saat kongres di Bandung. Anas menyebut ia adalah anak yang dilahirkan, tapi tidak diharapkan.

Berita Rekomendasi

Itu adalah pemilihan diksi yang kuat, bukan aspek dramatur, tapi verbal agresif. Pemilihan verbal agresif, 'saya seperti bayi tidak diharapkan', mengonfirmasi Anas bahwa ada faksi-faksi di Demokrat, benar adanya.

Selama ini, faksi-faksi itu selalu dibantah, termasuk oleh Anas sendiri, lalu Marzuki Alie, Andi Mallarengeng, dan SBY.  Pernyataan tadi secara politis, ekplisit, dan implisif, ada faksi-faksi di Demokrat sejak 2010.

Ketiga, Anas memosisikan penetapan dirinya sebagai tersangka, sebagai rekayasa politik. Dia bercerita bagaimana Sprindik KPK bocor. Namun, Anas menyimpulkan di atas segalanya, yakni pertemanan dan persaudaran. Itu ia arahkan kepada orang-orang yang loyalis kepada Anas.

Meski ia tidak ketua umum lagi, persaudaraan dan pertemanan adalah di atas segalanya. Anas berhasil mengelola proses kekitaaan bagi pendukungnya.

Yang keempat, ini cukup menghentak, bagi siapa pun dan termasuk internal Demokrat. Anas menyebut, penetapan sebagai tersangka bukan akhir segalanya, dan ini adalah halaman pertama, serta  akan ada halaman-halaman yang akan dibuka serta dibaca bersama.


Statemen ini menohok kepada mereka yang menginginkan Anas turun. Anas memberi warning, bahwa permainan baru mulai dan akan ada halaman-halaman berikutnya.

Ini adalah psy war atau perang urat syarat secara terbuka, kepada SBY dan inner cycle SBY. Anas saat mengucapkan itu juga dengan jari menunjuk.

Itu adalah ekspresi dimulainya fase perang terbuka.Bisa saja dengan frontal atau kasar, yakni pengembosan partai, atau dengan cara khas Anas, yakni soft strategi. Anas akan berusaha menancapkan pengaruh melalui orang-orangnya, agar tetap bertahan di struktur Demokrat. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas