Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Din Syamsuddin: Penanganan GPK di Papua Lembek

Din melihat, penanganan kelompok GPK yang dilakukan polisi kurang begitu tegas.

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Din Syamsuddin: Penanganan GPK di Papua Lembek
NET
Din Syamsuddin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menilai, ada perbedaan penanganan kelompok teroris, dengan kelompok Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) di Papua.

Apalagi, kelompok GPK di Papua sudah menyerang petugas negara, yang mengakibatkan delapan anggota TNI tewas dengan luka tembak.

"Kami prihatin, kami berbelasungkawa. Saya kira, sikap dasar MUI, Umat Islam, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) harus kita jaga. Harus terintegrasi secara utuh. Maka, siapapun mereka, sejengkal tanah NKRI harus dipertahankan," ujar Din di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (28/2/2013).

Din melihat, penanganan kelompok GPK yang dilakukan polisi kurang begitu tegas, sehingga mereka dengan mudah tumbuh di Bumi Cendrawasih.

"Itu yang kami anggap kurang keras. Itu juga teroris. Yang terjadi saat ini bahkan kepada aparat negara," ucapnya.

Ketua Umum PP Muhamadiyah menganggap, ada kesenjangan antara penanganan kelompok terorisme dengan GPK di Papua.

"Kesannya ada perbedaan," ucapnya.

BERITA REKOMENDASI

Sementara, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Boy Rafli Amar menyatakan, penanganan kasus di Papua saat ini, polisi dibantu TNI masih melakukan investigasi.

"Polda Papua sudah melakukan upaya-upaya penyelidikan di Tingginambut dan Sinak. Saat ini pelakunya masih dikejar," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, ada tiga peristiwa penembakan di Puncak Jaya, Papua. Berikut kronologi tiga peristiwa penembakan di Papua:

Kamis (21/2/2013)

1. Penyerangan terhadap Pos Maleo Yonif 753/AVT di Distrik Tinggi Nambut, Puncak Jaya, pukul 09.30 WIT.

Kronologi:

- Warga atas nama Wani Tabuni, bertamu ke Pos Maleo yang dijaga Lettu Inf Reza Gita Armena dan Pratu Wahyu Prabowo.

- Setelah 30 menit, Wani Tabuni pergi dan menghilang.

- Terjadi penembakan dari berbagai penjuru.

- Pos TNI terdekat dan Pos Brimob membantu membalas tembakan dan mengejar.

- Satu anggota TNI meninggal dunia atas nama Pratu Wahyu Prabowo, dan satu anggota TNI mengalami luka tembak, atas nama (Danpos) Lettu Inf Reza Gita Armena.

- Penembak lari ke wilayah pegunungan.

2. Penyerangan terhadap prajurit TNI anggota Koramil Sinak Kodim 1714 Puncak Jaya, pukul 10.30 WIT di Sinak, Puncak Jaya, Papua.

Kronologi:

- 11 personel TNI berpakaian sipil dan tidak bersenjata, bergerak dari Koramil 1714-09 ke Bandara Sinak, untuk mengambil alat komunikasi yang baru dikirim dari Nabire dengan berjalan kaki.

- Saat tiba di Kampung Gigobak, rombongan diadang dan ditembak Gerakan Pengacau Keamanan (GPK).

- Setelah menembak, GPK lari ke arah sungai.

- Tujuh anggota TNI meninggal dunia, tiga warga sipil tewas, dan satu warga sipil terluka.

3. Jumat (22/2/2013). Penembakan Helikopter Super Puma HT-3318 TNI AU.

- Pukul 08.00 WIT, Super Puma milik TNI terbang dari Mulia ke Sinak untuk mengevakuasi korban anggota TNI dan sipil yang meninggal dunia, akibat diberondong tembakan GPK.

- Pukul 08.15 WIT, Super Puma mendarat di Sinak

- Tiba-tiba, dari arah rumah penduduk terlihat anggota OPM bersenjata dan menembaki helikopter.

- Akibatnya, satu kru pesawat atas nama Lettu Tek Amang Rosadi menderita luka-luka di tangan kiri, dan helikopter rusak ringan. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas