Hayono: KLB itu Harus, tapi Bukan Waktu Dekat
Hayono Isman mengaku Kongres Luar Biasa atau KLB adalah keniscayaan yang harus dilakukan untuk menemukan pengganti Anas.
Penulis: Y Gustaman
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman mengaku Kongres Luar Biasa atau KLB adalah keniscayaan yang harus dilakukan untuk menemukan pengganti Anas Urbaningrum, setelah berhenti dari Ketua Umum Partai Demokrat.
"KLB adalah keniscayaan. Kapan kita akan melakukannya, ada pertimbangan yang sekarang masih digodok Partai Demokrat," ungkap Hayono kepada wartawan di Gedung Nusantara II, Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (4/3/2013).
Hayono menampik, tidak dilakukannya KLB dalam waktu dekat lantaran masih mempertimbangkan dukungan sangat besar loyalis Anas. Ia berdalih, belum dipastikannya KLB karena seluruh kader Demokrat berduka pascapenetapan Anas sebagai tersangka.
"Ini kan peristiwa yang menyakitkan dan pengalaman pahit bagi Partai Demokrat. Biar lah kami menenangkan dulu, baru kita melaksanakan KLB," tambah Hayono yang juga anggota Komisi I Fraksi Demokrat DPR RI ini.
Ia meluruskan opini yang beredar kenapa Demokrat terlampau lama bertindak mencari ketua umum, dibandingkan PKS ketika Presiden Luthfi Hasan Ishaaq mundur setelah ditetapkan tersangka dugaan korupsi atau suap kebijakan quota impor daging sapi.
Menurut Hayono, AD/ART masing-masing partai berbeda, seperti di PKS dan Demokrat. Pergantian Lutfhi oleh Anis Matta sebagai Presiden PKS karena tidak melanggar AD/ART mereka. Sementara, dalam AD/ART Demokrat, ketua umum bisa diganti atau dipilih lewat KLB.
"Kalau di PKS tidak melanggar di AD/ART kita melanggar. Yang dipilih dalam kongres adalah Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina.
Dan dalam AD/ART kita mengatakan pergantian harus lewat kongres," tegas bekas Menteri Pemuda dan Olahraga ini.