Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Angkut Warga Miskin, Tarif KRL Ekonomi Diminta Tidak Naik

Ketua DPP PPP itu pun meminta agar tarif KRL Ekonomi AC bagi warga miskin tidak mengalami kenaikan

Penulis: Ferdinand Waskita
zoom-in Angkut Warga Miskin, Tarif KRL Ekonomi Diminta Tidak Naik
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Penumpang memadati atap gerbong kereta rel listrik (KRL) ekonomi Bogor-Jakarta yang melintas di kawasan Tanjung Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (26/3/2013). KRL ekonomi Bogor-Jakarta belum akan dihapus berbarengan dengan KRL lintas Bekasi-Jakarta dan Serpong-Jakarta per 1 April, sebab kondisinya dinilai masih layak pakai. Para penumpang berharap rencana penghapusan KRL ekonomi diganti dengan penambahan armada KRL ekonomi karena harga tiketnya bisa dijangkau masyarakat luas. KOMPAS/WAWAN H PRABOWO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
menyambut positif penundaan penghapusan KRL Ekonomi. Anggota Komisi V asal PPP Arwani Thomafi menyebutkan penundaan tersebut dimaksudkan untuk mencari formulasi terkait dengan penumpang bagi warga miskin.

Ketua DPP PPP itu pun meminta agar tarif KRL Ekonomi AC bagi warga miskin tidak mengalami kenaikan yakni dengan tarif tetap di kisaran Rp 1.500-Rp2000.

"Pemerintah harus mencari formulasi yang tepat bagi warga miskin terkait dengan rencana pemberian fasilitas bagi warga miskin apakah dengan menunjukkan kartu miskin atau sejenisnya," kata Arwani di Jakarta, Jumat (29/3/2013).

Arwani mengaku setuju dengan pola subsidi langsung kepada pengguna kereta listrik bukan subsidi barang. Hal itu agar subsidi tepat sasaran.
"Rencana ini harus implementatif di lapangan," imbuhnya.

Untuk itu, Arwani mengatakan penundaan harus dilakukan sampai betul-betul ada formulasi yang siap untuk dilaksanakan dilapangan.

PPP juga meminta PT KAI dan Kementerian Perhubungan mengajak para kepala daerah yang menjadi titik berangkat kereta yakni Jakarta, Depok, Bekasi, Bogor, Tangerang dan Tangerang Selatan duduk bersama membahas warga miskin pengguna kereta api.

BERITA REKOMENDASI

Arwani mengatakan setelah menemukan formulasi yang tepat dan implementatif di lapangan, pemerintah dan PT KAI harus  menyosialisasikan kebijakannya dengan baik ke masyarakat.

"Koordinasi antarlembaga harus lebih ditingkatkan lagi," tukasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas