Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

SBY Terima Rayuan 25 DPD Demokrat

Mulanya SBY tidak bersedia menjadi Ketua Umum PD alias menolak. Namun, SBY berubah pikiran setelah berkali-kali dirayu DPD

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Ade Mayasanto
zoom-in SBY Terima Rayuan 25 DPD Demokrat
WARTA KOTA/ANGGA BN
SBY Pimpin Penandatanganan Pakta Integritas -- Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono membacakan Pakta Integritas dihadapan 33 Ketua DPD Partai Demokrat untuk ditandatangani di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/2/2013). Pakta Integritas ini berlaku untuk jajaran kader Partai Demokrat dan harus ditandatangani kader dan pejabat utama partai. WARTA KOTA/ANGGA BN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi banyaknya DPD yang menginginkannya menjadi Ketua Umum, mulanya SBY tidak bersedia menjadi Ketua Umum PD alias menolak. Namun, SBY berubah pikiran setelah sejumlah pengurus DPD berkali-kali "merayunya".

"Saya sampai tiga kali ngomong. Akhirnya beliau sampaikan, OK, saya terima usulannya. Tapi, penetapannya di Bali," kata Ketua DPD Sulawesi Tenggara, Muhammad Endang kepada Tribunnews.com di Jakarta, Kamis (28/3/2013) kemarin.

Endang mengaku lega mendengar jawaban SBY itu. "Malah Pak Soekarwo bilang, aku sekarang sudah ayem." Endang menjelaskan, DPD-DPD PD menginginkan Ketua Umum PD yang dipilih dalam KLB di Bali dilakukan secara aklamasi untuk SBY.

Menurutnya, saat ini hanya SBY sebagai sosok kader partai yang paling tepat menduduki kursi Ketua Umum yang ditinggalkan Anas itu. Ada tiga alasan mengapa SBY yang diinginkan.

Pertama, hanya SBY yang mampu menyatukan soliditas kader partai di tengah konflik internal partai.

"Sebenarnya, situasi Anas jadi tersangka sekarang ini belum ada apa-apanya dibandingkan Partai Golkar, di mana saat itu Pak Akbar Tandjung ditahan, tapi bisa juara I. Tapi di kami justru saling serang, lihat Ruhut menyerang, lalu Sutan Batoeghana seperti orang baru bangun tidur," tuturnya.

Berita Rekomendasi

Alasan kedua, karena SBY satu-satu tokoh PD yang memiliki elektoral terbesar. "Ketiga, sekarang terjadi penurunan semangat atau moral kader, dan Pak SBY itu bisa menjadi suplemen. Kalau mau jujur, jualan kami cuma keberhasilan SBY. Di pelosok-pelosok, kalau menyebut nama Partai Demokrat, pasti tahunya SBY. Itu sudah pasti," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas