Tentara Bisa Bina Mental dan Disiplin Preman di Asrama Militer
Mantan Gubernur DKI Sutiyoso kembali mengomentari perihal penyerangan kasus LP Sleman oleh 11 anggota Kopassus
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Sutiyoso kembali mengomentari perihal penyerangan kasus LP Sleman oleh 11 anggota Kopassus beberapa waktu lalu. Menurutnya untuk memberantas preman yang menjadi korban kebringasan 11 oknum Kopassus tersebut, tak terbantahkan harus berdasar hukum. Tak bisa dengan cara main hakim sendiri, termasuk dengan alasan memberantas preman.
Namum mantan Wadanjen Kopassus itu dapat memahami apa yang dilakukan 11 prajurit Kopassus itu. Tindakan itu bisa dimengerti tapi tidak bisa dilakukan terus menerus seperti itu.
"Karena itu penegak hukum harus mendapat pelajaran dari peristiwa ini. Itu artinya kepercayaan masyarakat kepada pelaksanaan hukum tinggi," kaya Sutiyoso kepada wartawan usai menghadiri acara HUT Kopassus ke-61 di Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (16/4/2013).
Lebih lanjut, ia memyampaikan sarannya untuk melakukan pemberantasan premanisme. Menurutnya setelah berhasil ditangkap para preman tersebut dibina. Sebagai anggota penegak hukum, tentara pun bisa dilibatkan untuk melatih preman.
"Nanti tentara bisa melatih dari segi mental dan disiplin. Asrama-asrama militer juga bisa dipakai untuk mendandani anak-anak ini. Tapi kasih keterampilan yang lain, tidak cukup ditangkap, nanti balik lagi ke situ," tegasnya.