Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alumni ITB Soroti Kekacauan UN

Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung ( IA ITB) Jakarta, ikut menyoroti kisruh Ujian Nasional (UN) tingkat SMA dan sederajat.

Penulis: Johnson Simanjuntak
zoom-in Alumni ITB Soroti Kekacauan UN
Tribun Manado/Rizky Adriansyah
Sejumlah anggota TNI AU menjaga proses distribusi soal Ujian Nasional yang baru diturunkan dari pesawat Boeing 737 milik TNI-AU di Lanud Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Rabu (17/4/2013). Lamanya pengiriman soal di berbagai daerah di Indonesia Timur akibat lambatnya proses pencetakan mengkhawatirkan banyak pihak terutama para siswa peserta UN. (Tribun Manado/Rizky Adriansyah). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung ( IA ITB) Jakarta, ikut menyoroti kisruh Ujian Nasional (UN) tingkat SMA dan sederajat. IA ITB Jakarta meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kasus kertas soal UN yang berimplikasi jauh sangat merugikan banyak pihak, baik siswa, sekolah, orangtua, dan negara.

“Kami melihat, terjadinya kasus Kertas Soal bukanlah semata-mata permasalahan teknis, tetapi juga menyangkut masalah manajemen, birokrasi, dan kinerja aparatur Kemendikbud,” ujar Ketua IA ITB Hendry Harmen, Kamis (18/4/2013).

Evaluasi kata Hendry, bukan untuk mencari kesalahan, tetapi untuk membuat sistem manajemen penyelenggaraan pendidikan lebih baik lagi. Kami juga memandang perlunya dilakukan dialog nasional antara pemerintah, pihak sekolah, praktisi pendidikan, wakil rakyat, pelajar, organisasi pemerhati pendidikan dan pihak-pihak lainnya untuk mengkaji kembali kebijakan penyelenggaraan UN di tanah air.

Para alumni ITB di DKI, kata Hendry menemukan fakta bahwa pemerintah gagal dalam menyediakan kertas soal UN. Kegagalan tersebut mulai dari ketersediaan kertas soal yang tidak tepat waktu, kesalahan distribusi, tertukarnya jenis soal, dan kualitas kertasnya yang buruk.

“Karena itu kami menyebut, kisruh dan kegagalan UN serentak di Tanah Air ini sebagai ‘Tragedi Kertas Soal’ “ tandas Hendry.

Padahal ujar Hendry, salah satu tugas negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tugas tersebut, segenap komponen bangsa telah sepakat untuk memprioritaskan pengembangan pendidikan dengan mengalokasikan 20% dana APBN di bidang pendidikan.

“Tetapi dalam beberapa hari ini kita dikagetkan dengan berita-berita seputar kekacauan pelaksanaan Ujian Negara (UN),” kata Hendry.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas