Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Andai Semua Derita Anak Indonesia Disikapi Seperti Tasripin

Derita Tasripin, bocah 13 tahun di Banyumas, Jawa Tengah yang menjadi buruh tani dan menanggung hidup ketiga adiknya, sungguh memilukan.

zoom-in Andai Semua Derita Anak Indonesia Disikapi Seperti Tasripin
Kompas.com
Tasripin dan ketiga adik yang ia tanggung hidupnya. 

Laporan Wartawan Warta Kota, Budi Sam Law Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Derita Tasripin, bocah 13 tahun di Banyumas, Jawa Tengah yang menjadi buruh tani dan menanggung hidup ketiga adiknya, sungguh memilukan.

Perhatian khusus dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mampu membius solidaritas banyak pihak, terutama para pejabat pemerintah, Polri, maupun TNI di pusat sampai daerah. Dari mulai menteri sampai bupati, merasa punya gawe khusus atas Tasripin.

Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Samsul Ridwan mengatakan, bergeraknya semua pihak berawal dari Twitter SBY. Dengan media sosial itu, SBY bisa menggerakkan semua pihak.

"Dan seperti pesulap, bim salabim nasib Tasripin berubah drastis," kata Samsul kepada Warta Kota (Tribunnews.com Network), Sabtu (20/4/2013).

Harus diakui, kata Samsul, senjata baru sang presiden, yakni Twitter-nya, sangat ampuh.

"Bahkan terkesan lebih sakti dari sederet program pengentasan kemiskinan, penarikan pekerja anak, wajib belajar, dan lain-lain," tutur Samsul.

Berita Rekomendasi

Menurut Samsul, saat ini segudang masalah masih mendera anak-anak Indonesia. Banyak pihak yang abai, dan bahkan tidak jarang anak-anak harus meregang nasibnya sendiri.

"Sosok juru penyelamat yang diharapkan muncul, tidak pernah hadir," ujarnya.

Dari catatan Komnas Anak, pada 2013 sedikitnya ada 3 juta pekerja anak seperti Tasripin di Indonesia, bahkan sebagian besar jauh lebih buruk dari Tasripin.

"Andai setiap derita anak negeri disikapi dengan tindakan seperti Presiden SBY, yakni cepat, tepat dan efektif, dengan senjata sakti yakni Twitter-nya. Wow! Indonesia akan hebat. Anak-anak tidak ada lagi yang jadi korban penelantaran, ekploitasi, dan kekerasan. Anak-anak Indonesia akan selalu ceria, kreatif, pintar, dan optimistis menyongsong masa depannya," beber Samsul.

Namun, fakta di lapangan kata Samsul, jauh panggang dari api.

"Lalu, apa yang salah dari negeri ini?" tanyanya.

Haruskan semua derita anak-anak diserahkan pada Twitter saktinya sang presiden? Apa dalam kasus lain, pusaka tersebut masih tetap sakti? Atau bahkan meredup?

"Mari kita buktikan, Demi untuk anak-anak Indonesia," tantang Samsul. (*)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas