Negara Federal Cocok Diterapkan di Indonesia
Ia mengusulkan ide pembentukan negara federal
Penulis: Ferdinand Waskita
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pakar Psikologi Politik Hamdi Muluk menyayangkan bentuk negara kesatuan. Ia mengusulkan ide pembentukan negara federal.
"Negara kita negara kesatuan, ketimpangan antara pusat dan daerah jauh. Banyak mudaratnya daripada bagusnya. Semua ukuran di pusat," kata Hamdi Muluk dalam diskusi di Hotel Morrissey, Jakarta, Minggu (5/5/2013).
Menurut Hamdi, Indonesia lebih cocok memakai sistem negara federal. Pasalnya tidak semua urusan menggunakan konsep sentralistik seperti saat ini.
"Kalau kita lihat negara federal itu pola ideal, efektifitas managemen enggak mungkin Sabang sampai Merauke sentralistik," ujarnya.
Ia mencontohkan pelaksanaan UN yang gagal karena memakai sistem sentralistik. Menurutnya, kebutuhan masyarakat lokal seharusnya diatur oleh pemerintah daerah.
"Maka Gubernur negara bagian yang berdaulat, politik yang hangat politik yang lokal. Negara federal secara empiris terbukti membuat daerah itu berkembang," imbuhnya.
Ia mengatakan negara-negara maju yang menggunakan konsep negara federal berkembang diberbagai bidang. Setiap negara bagian memiliki universitas berkualitas. Kemudian ekonomi bertumbuh dengan pesat.
"Dari lubuk hati saya, saya mengaggumi Bung Hatta yang mendukung konsep federal. Lalu Romo Mangunwijaya. Saya juga terpaksa bermigrasi ke pusat, jika negara federal, saya tetap di daerah," ujar Guru Besar UI ini.
Sebelumnya dari hasil survei Pol-Track Institute memaparkan hasil survei opinion leaders bertajuk 'Mencari Kandidat Alternatif 2014: Figur Potensial dari Daerah' mengatakan ada banyak figur daerah yang layak dan potensial menjadi kandidat alternatif di 2014 yakni mereka yang telah terbukti dan berprestasi memimpin daerahnya.
Kejenuhan publik terhadap figur lama yang muncul dalam Pemilu 2014 juga mendorong munculnya nama-nama alternatif yang menjanjian tetapi belum diwacanakan.
Joko Widodo mendapatkan bobot 82,54 persen, Tri Rismaharini 76,33 persen, Fadel Muhammad 70,38 persen disusul Syahrul Yasin Limpo 70,31 persen. Sementara Isran Noor memperoleh 70,14 persen dan Gamawan Fauzi di angka 70 persen.
Survei dilaksanakan selama Januari hingga April 2013. Proses penarikan kandidat dimulai dari daftar figur yang pernah memimpin daerah baik gubernur, bupati maupun walikota selama minimal separuh periode masa jabatan lima tahun. Dari 100 kepala daerah terbaik, diseleksi 14 terbaik melalui metode focus group discussion yang dinilai oleh 100 juri dari akademisi, pakar daerah, politisi senior, tokoh pemuda, jurnaslis, pemimpin LSM, serta tokoh masyarakat.
Menurut Hamdi, politisi yang berkiprah di nasional punya pengalaman eksekusi seluas gubernur.
"Tidak pernah intensif memimpin ke dalam. Jadi pilihannya sekarang ada pemimpin di politik nasional tapi dia enggak pernah eksekusi," tukasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.