Jangan Bawa Nama Agama untuk Bahayakan Nyawa Orang
Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa radikalisasi yang dilakukan kelompok-kelompok teroris merupakan
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa radikalisasi yang dilakukan kelompok-kelompok teroris merupakan sebuah tantangan bagi bangsa Indonesia.
Bahkan Nabi Muhammad pun tidak pernah memberikan contoh kekerasan, beliau memilih hijrah dari Mekah ke Madinah untuk menghindari kekerasan.
"Jadi betapa pentingnya nyawa dan jiwa dalam Islam, jadi tidak boleh atas nama agama membahyakan nyawa orang apalagi yang tidak berdosa," katanya di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Sabtu (11/5/2013).
Menurutnya, jangan membajak atas nama islam untuk melakukan kekerasan, hal tersebut tidak bisa dibenarkan dari kaca mata apa pun.
"Yang berhak mengatasnamakan islam itu siapa? Itu siapa kelompok minoritas seperti itu? Jadi hemat kami selaku pemerintah bahwa ini negara, negara Pancasila dan ini negara yang dibangun diatas kebersamaan dan penemu negara adalah para ulama sebagian besar karena kita tidak bisa mengkhianati perjuangan mereka dengan cara memaksakan kehendak," ungkapnya.
Mengenai kelompok radikal, Wakil Menteri Agama mengatakan bahwa pihaknya bertugas melakukan pembinaan. Sementara tugas-tugas lainnya merupakan tugas instansi lain.
"Kementerian Agama kan tugasnya pembinaan, jadi negara sudah membagi habis tugas-tugasnya. Kalau misalnya ada penerbitan-penerbitan yang berpotensi SARA itu wilayahnya kejaksaan agung. Kalau menyangkut keormasan perlu dibubarkan itu wilayah Kemendagri. Jika itu ada unsur kriminal itu kepolisian," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.