Marzuki Alie Sindir Guruh Soekarnoputra Jarang Rapat DPR
Guruh Soekarnoputra mengkritk aturan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Anggota Komisi X itu menyatakan aturan
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guruh Soekarnoputra mengkritk aturan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Anggota Komisi X itu menyatakan aturan DPR soal rapat komisi sudah kuno. Pernyataan itupun mendapat respon dari Ketua DPR Marzuki Alie.
"Kalau pandangan demokrasi semua sah-sah saja. Enggak pernah masuk terus nyeletuk. Harusnya ikuti dulu lah. Kira-kira kalau melalui IT rapat itu bisa selesai," kata Marzuki di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (14/5/2013).
Guruh Soekarnoputra terlihat jarang mengikuti sidang paripurna DPR. Dari data absensi sidang paripurna sepanjang yang didapat Badan Kehormatan (BK) DPR, prosentase kehadiran Guruh pada masa sidang pertama hanya 22 persen kemudian masa sidang kedua 25 persen.
Marzuki pun mengharapkan agar BK berani membuka data absensi sidang-sidang di DPR. "BK harus sampaikan ke publik. Absensi ada yang bodong itu sistem pengendalian kita yang lemah. Saya sampaikan ke BK untuk jalankan tatib itu," imbuhnya.
Ia juga meminta BK melihat keinginan publik mengenai data absensi anggota dewan sehingga bisa menilai wakilnya di DPR.
"Kalau saya berani. Tapi kewenangannya ada di BK. Ini tinggal pemahaman anggota dewan. Disamping turun ke dapil, berkewajiban jalankan fungsi di lembga ini. Buat UU kalau enggak hadir UU selesai enggak," tuturnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi X DPR Guruh Soekarnoputra membantah kabar dirinya sering membolos rapat-rapat di DPR. Hal itu diungkapkan Putra Presiden RI ke-1 Soekarno itu ketika ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (13/5/2013).
"Kamu saja engga melihat," kata Politisi PDIP itu.
Mengenai permintaan agar Badan Kehormatan (BK) DPR membuka data absensi, Guruh mengaku tidak mempermaslahkannya. Namun ia mengingatkan bahwa banyak aturan di DPR sudah kuno.
"Apa yg dilakukan lembaga ini banyak hal yang sebetulnya sudah kuno. Padahal sekarang sudah zaman IT tapi masih konvensional buang waktu. Banyak hal yang perlu diperbaiki," ujar Guruh.