Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengalaman Dai Bachtiar Saat Hadapi Mukhlas dan Imam Samudra

Dalam acara penjelasan Densus 88 Antiteror Polri yang dipimpin Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri)

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pengalaman Dai Bachtiar Saat Hadapi Mukhlas dan Imam Samudra
Johnson Simanjuntak/Tribunnews.com
Monumen berisi nama-nama korban bom Bali 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam acara penjelasan Densus 88 Antiteror Polri yang dipimpin Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Nanan Soekarna di Gedung Graha CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (15/5/2013) Mantan Kapolri Dai Bachtiar bercerita saat menangani kasus Bom Bali.

Saat itu Undang-undang tentang pemberantasan tindak pidana terorisme belum lahir, begitu juga Densus 88 Antiteror Polri.

Dai bercerita saat Imam Samudra ditangkap di Pandeglang, Banten. Ketika itu ia sebagai Kapolri mendapat laporan dari Gories Mere. Gories saat itu mengeluhkan bahwa Imam Samudra tidak berbicara. Kemudian Dai pun berangkat ke Pandeglang untuk menemui langsung Imam Samudra.

"Saya ingin membangun trust (saling percaya) dengan dia. Saat itu ruang Kapolres saya desain sedemikian rupa dan diletakkan sebuah meja, di kolong meja ada dua anggota dan saya bilang kepada dua orang yang di kolong meja, kalau saya tendang kalian keluar. Saya ingin membangun trust saat itu dengan Imam Samudra, dia dua hari tidak mau mengaku. Kemudian di ruangan itu hanya berdua saya dan dia," ungkap Dai.

Pada saat di ruangan bersama Imam Samudra, Dai justru mendapat pertanyaan lebih dahulu dari Imam Samudra.

"Saya tanya dulu pada bapak, kamu yang bernama Dai Bachtiar?," tanya Imam Samudra memulai pembicaraan dengan Dai.

"Loh kok kamu tahu nama saya?," tanya Dai.

"Gambar bapak banyak di laptop saya," jawab Imam Samudra.

"Apa bapak muslim?," tanya Imam Samudra lagi.

"Saya berguyon saat itu menjawab pertanyaannya. Dari nama saya saja sudah kelihatan," ungkap Dai saat itu.

Dai pun memberikan pemahamannya kepada Imam Samudra. "Muslim punya semangat persaudaraan, sehingga sebagai sesama muslim kita wajib hukumnya saling membantu, bila ada tindakan yang tidak adil termasuk yang dilakukan Amerika saya pun tidak setuju," kata Dai kepada Imam.

Dari sana lah Imam Samudra mulai mau bicara panjang lebar kepada Dai.

Kemudian hal serupa dilakukan Dai saat menghadapi Mukhlas, saat itu Dai yang masih menjabat sebagai Kapolri menggunakan ruangan Kapolda Bali untuk berkomunikasi dengan Mukhlas. Sama dengan Imam Samudra, Mukhlas pun tidak mau bicara kepada penyidik setelah ditangkap.

Mukhlas dalam aksi Bom Bali merupakan pimpinan tertingginya. Hampir sama dengan Imam Samudra, Mukhlas berbicara lebih dahulu kepada Dai.

"Saya mau ngomong dulu sama bapak? Dua hal yang ingin sampaikan, pertama saya apresiasi Polri dan bapak," ucap Mukhlas saat itu.

"Kenapa beri apresiasi kan kamu ditangkap polisi?," tanya Dai.

"Karena saya diperlakukan secara manusiawi dan tidak melanggar hukum," jawab Mukhlas.

Lalu Mukhlas pun melanjutkan kata-katanya "Nanti buktikan saja, kalau di dunia ini ada ketidakadilan pada muslim maka bila saya mati maka akan ada ribuan Mukhlas baru yang akan muncul."

"Mungkin perkataan itu yang saat ini benar terjadi," kata Dai.

Dai Bachtiar pun faham dengan orang-orang seperti Imam Samudra dan Mukhlas. Ia membangun rasa saling percaya sampai akhir kedua pentolan Bom Bali tersebut bicara banyak pada Dai hampir satu jam lebih lamanya.

Orang yang berfikiran radikal akan selalu ada karena adanya doktrinisasi dan adanya tokoh. Itu akan berjalan dan mengalir begitu saja. Mereka akan melempar isu umum bila terjadi kekerasan terhadap muslim di tempat lain seperti Palestina, Irak, Afganistan, Myanmat (Rohinga).

"Isu umum akan dilempar, seperti di dalam negeri dalam peristiwa Poso dan Ambon, isinya (isunya) pemerintah berpihak (pada non muslim)," kata Dai.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas