Keluarga Aiptu Labora Shock
Anak dan istri Aiptu Labora Sitorus shock bukan kepalang mendangar sang ayah menjadi tersangka
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Gusti Sawabi
Laporan wartawan tribunnews.com : Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Anak dan istri Aiptu Labora Sitorus shock bukan kepalang mendangar sang ayah menjadi tersangka kasus bisnis ilegal Bahan Bakar Minyak (BBM).
Ditemui di Sekretariat Pembela Kesatuan Tanah Air (Pekat), Harmoni, Jakarta Pusat, Labora mengungkapkan bahwa peristiwa yang menimpanya di luar prediksi.
"Ya rasa shock (keluarga saya). Memang selam ini kan tidak ada masalah. Anak-anak juga kan sama," kata Labora, Jumat (17/5/2013).
Saat ini, pikaran Labora dan keluarganya terganggu sehingga kenyamanan kehidupannya selama ini mejadi terusik.
"Mereka punya perasaan tidak nyaman, pikiran," ujarnya.
Meskipun tertekan, dirinya tetap harus bisa menguatkan keluarganya agar tidak terhanyut dalam keadaan yang tidak menguntungkan.
"Saya hanya memberi pemahaman berjiwa besar, berlapang dada (pada keluarga)," ungkapnya.
Labora pun ingin secepatnya bisa keluar dari masalah tersebut. Ia siap menjalankan proses hukum yang harus dilaluinya.
"Dengan saya datag ke sini (Sekretariat Pekat) tentunya siap," ujarnya.
Labora merasa tidak ada yang salah dengan transaksi keuangan perbankanya. Dirinya menganggap wajar karena transaksi jumbo tersebut merupakan hasil dari bisnis perusahaan kayu dan BBM yang dikelola istri dan keluarganya yang lain.
"Itu kan usaha istri, tentu usaha saya, jadi rekening disepakati bersama. Itu kesapakatan bersama. Saya pun setujui karena berpikir tidak masalah istri punya usaha," terangnya.
Nama Aiptu Labora Sitorus melambung sejak menjadi sorotan publik karena transaksi keuangan perbankannya dianggap tidak wajar. Sebagai seorang brigadir tinggi, transaksi keuangannya mencapai ratusan milar dalam kurun waktu 2007-2012.
Ditambah lagi, kepolisian membongkar dugaan adanya praktek illegal loging dan illegal mining yang dilakukan PT Seno Adi Wijaya dan PT Rotua yang dikelola keluarga Labora. Tidak tanggung-tanggung puluhan ton BMM dan puluhan kontainer kayu disita kepolisian dalam kasus tersebut.