Keluarga Kesal Aiptu Labora Dijadikan Tersangka
Sarinah yakin, kekayaan yang dimiliki keponakannya didapat dari hasil kerja keras dirinya dan keluarga, bukan hasil kejahatan.
Penulis: Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sarinah Pasaribu kesal keponakannya, Aiptu Labora Sitorus, dijadikan tersangka kasus penimbunan BBM dan penyelundupan kayu, dengan embel-embel banyak menerima uang haram di rekeningnya.
Sarinah yakin, kekayaan yang dimiliki keponakannya didapat dari hasil kerja keras dirinya dan keluarga, bukan hasil kejahatan. Bahkan, Labora sudah bekerja keras sejak SMA. Ia menolak keras bila keponakan tercintanya disebut mendapatkan uang dari jalan yang tidak benar.
"Semua keluarga kami tidak terima, karena keluarga besar kami tahu bahwa dia pekerja keras," kata Sarinah yang mendampingi Aiptu Labora di Kantor DPP Pekat, Harmoni, Jakarta Pusat, Sabtu (18/5/2013).
Diberitakan sebelumnya, Polda Papua telah menetapkan Labora sebagai tersangka kasus penimbunan BBM di Sorong melalui PT Seno Adi Wijaya, dan penyelundupan kayu lewat bisnis PT Rotua.
Kini, Polri juga menjajaki kerja sama dengan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK), untuk mengusut dugaan pencucian uang yang dilakukan Labora.
Kasus ini menjadi perhatian publik, setelah PPATK menyampaikan temuannya, yakni Aiptu Labora melakukan transaksi keuangan mencurigakan selama lima tahun terakhir, mencapai Rp 1,5 triliun.
Labora mengaku, kedua perusahaan itu dikelola dan milik keluarganya, termasuk istri dan kedua anaknya. Labora yang seorang anggota Polri aktif, mengakui empat rekening pribadinya menjadi tempat penampungan dana kedua perusahaan itu.
"Ada banyak keluarga di situ. Adik-adik iparnya juga ada," ujar Sarinah.
Menurutnya, kekayaan yang didapat Labora berasal dari kerja keras bersama keluarga besar.
"Ini perusahaan keluarga, tapi dia men-support dari belakang. Keponakan saya sebagai kepala rumah tangga, tentu mendukung keluarganya semua menjalankan usaha dong," tuturnya.
Sarinah lebih kesal karena anak-anak Labora ikut kena imbas dari kasus yang membelit ayahnya.
"Saya minta anaknya jangan diotak-atik. Dia enggak ada sangkut pautnya dengan anak-anaknya. Kasihan dia masih kuliah, tapi fotonya besar-besar di koran. Kami sekeluarga tidak terima anaknya dibuat di koran," ucapnya dengan nada kesal.
Sarinah membantah kehidupan Labora di Papua terbilang mewah.
"Sederhana. Sekarang pun anaknya diasramakan di Sumatera dengan sederhana, bukan di sekolah mewah. Di sana ada yang SMP dan SMA, boleh (dicek), jadi sederhana," ungkapnya.
"Kalau mobil wajar lah. Masa punya perusahaan, tidak punya mobil. Bohong kalau punya perusahaan tidak punya mobil, sedangkan yang gembel aja punya mobil," cetusnya.
Sarinah berharap Polda Papua mencabut status tersangka Labora.
"Saya juga berharap supaya yang mengatakan keponakan saya punya uang transaksi berapa itu (Rp 1,5 triliun), itu tidak betul. Harapan saya supaya yang membuat seperti ini memelajari lagi," pintanya. (*)