Melani: Kebangkitan Nasional Pijakan Maju di Segala Bidang
Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli berharap Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei, harus
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli berharap Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei, harus menjadi pijakan bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk sadar, bangkit dan menjadikan hal itu sebagai pijakan untuk meraih kemajuan di segala bidang.
"Semangat untuk maju harus terus ditumbuhkan demi masa depan bangsa dan negara," kata Melani Leimena Suharli di Jakarta, Senin (20/5/2013) terkait peringatan Harkitnas ke 105 tahun.
Harkitnas diambil dari sejarah kelahiran organisasi Budi Utomo 20 Mei 1908 yang dimotori antara lain: Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Gunawan Mangunkusumo. Kelahiran Budi Utomo menjadi tonggak kebangkitan masyarakat pribumi kala itu.
Menurut Melani, karena Budi Utomo pada awalnya bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, maka dua bidang ini pun harus kita majukan saat ini. Pendidikan adalah pondasi kemajuan suatu bangsa. Jadi, kita harus fokus memajukan bidang pendidikan di semua bidang.
Begitu juga bidang kebudayaan, karena kekayaan dan ketinggian budaya Indonesia, maka masyarakat harus ikut memelihara dan memajukan kebudayaan nasional.
“Jangan terlena dengan berbagai budaya asing yang belum tentu membawa kebaikan. Sebaliknya, kebudayaan Indonesia dari seluruh provinsi, mencerminkan ketinggian budaya dan kearifan masyarakat indonesia yang berbhineka tunggal ika,” kata Melani.
Melani mengemukakan, sejarah Budi Utomo yang pada tahun 1915 beralih ke bidang politik pergerakan untuk memajukan masyarakat dan memerdekakan bangsa ini dari kolonialisme Belanda, harus menjadi cermin bagi partai-partai politik saat ini untuk memperjuangkan kemajuan bangsa berdasarkan visi dan program masing-masing partai.
Melani menekankan bahwa Budi Utomo berjuang di bidang politik untuk bangsa dan negara. Partai pun harus mengikuti jejak perjuangan Budi Utomo ini. Partai politik saat ini menghadapi tantangan berat yakni persepsi yang negatif dari sebagian masyarakat dan selalu dikaitkan dengan perilaku korupsi kadernya.
"Karena itu, jika partai ingin mendapat tempat di hati rakyat, partai harus mendekat pada rakyat, menjadi katalisator dan sekaligus sarana bagi masyarakat untuk memperjuangkan kepentingan rakyat," ujar Melani yang juga Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat.