Panglima TNI: Teroris Tidak Bisa Diperangi Satu Negara
Indonesia dan Malaysia, secara geografis berada dalam kawasan yang sama, yakni ASEAN.
Penulis: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dan Malaysia, secara geografis berada dalam kawasan yang sama, yakni ASEAN.
Sehingga, keduanya tidak luput dari kemungkinan dampak tantangan dan ancaman non-tradisional (non-conventional threats), seperti aksi terorisme, pembajakan di udara, dan perompakan di laut.
Fenomena ini muncul seiring kemajuan pesat pembangunan teknologi peralatan perang, dan kemajuan dunia industri militer yang semakin canggih dan moderen.
Demikian disampaikan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, pada pembukaan Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Malaysia-Indonesia (Malindo) Darat-Samudera-Angkasa (Darsasa)-8AB/2013, di Lapangan Upacara Lanud Soewondo, Medan, Jumat (7/6/2013).
Menurut Panglima TNI, ancaman non-tradisional telah berkembang menjadi kejahatan lintas negara, yang menuntut untuk direspons sungguh-sungguh.
Masyarakat internasional saat ini terus dihantui kekhawatiran bahaya terorisme. Sejumlah peristiwa terorisme menunjukkan adanya mata rantai antara kelompok dari dalam dan luar negeri.
"Bertolak dari berbagai perkembangan tersebut, Latgabma Malindo Darsasa harus terus dikembangkan dan ditingkatkan, baik dalam konteks strategi, metoda, maupun teknik, taktik, dan pendekatan, sebagai upaya membangun interoperability, dalam rangka menghadapi strategi serta besaran, luas, dan kompleksitas dampak ancaman aksi terorisme dan sejenisnya," papar Panglima TNI dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Jumat.
Harus diakui, lanjutnya, memerangi aksi terorisme yang berkembang pesat, baik skala maupun metodenya, tidak dapat diselesaikan oleh satu negara sendirian. (*)