Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Adhi M Massardi: Dalam Beberapa Hal, Taufik Kiemas Seperti Gus Dur

Sebagai politisi papan atas, cara bicara Taufik Kiemas sering tampak seperti tidak akademis. Ceplas-ceplos.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Adhi M Massardi: Dalam Beberapa Hal, Taufik Kiemas Seperti Gus Dur
Warta Kota/Henry Lopulalan
Petugas mengangkut lukisan foto diri almarhum Taufiq Kiemas dari rumah duka di Jalan Teuku Umar No 27, Jakarta Pusat untuk dibawa ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (8/6/2013). Ketua MPR RI, Taufiq Kiemas yang juga suami Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri hari ini meninggal di Singapura karena sakit setelah melewati serangkaian perawatan. Warta Kota/Henry Lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sebagai politisi papan atas, cara bicara Taufik Kiemas sering tampak seperti tidak akademis. Ceplas-ceplos. Menyebut nama orang, bahkan nama Presiden Yudhoyono, suka keseleo lidah. Terkesan sebagai tokoh yang naif.

Aktivis Komite Bangkit Indonesia, Adhie M Massardi mengatakan, di balik semua itu, Taufik Kiemas sejati. "Taufiq Kiemas adalah seorang negarawan 24 karat. Ia memiliki komitmen kebangsaan yang nyaris tak ada bandingannya di masa sekarang," tulis Adhie dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Sabtu (8/6/2013).

Menurutnya, ketika para pembesar negara, mulai dari presiden, wapres, menteri, hingga anggota DPR/MPR dan para kepala daerah di seluruh Indonesia terjerembab ke lembah liberal, dan tercerabut dari akar budaya kebangsaannya, Taufik Kiemas menggunakan posisinya sebagai Ketua MPR untuk mengampanyekan “4 Pilar” (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika).

Ia tidak bergeming ketika sejumlah orang menertawakannya karena menempatkan Pancasila sebagai pilar. Tapi, seperti langkah politik Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid), yang tidak terlalu mementingkan kemasan kecuali substansi dan hakekatnya, perdebatan “pilar atau dasar (negara)” di tengah masyarakat itu membuktikan satu hal: tujuan Taufik Kiemas memasukan kembali (4) nilai warisan para pendiri bangsa dalam pikiran bangsanya telah berhasil.

Mudah dibayangkan, kalau Taufik Kiemas tidak menempatkan Pancasila dalam khasanah “perpilaran”, pasti Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika tidak akan menjadi pembicaraan sehangat seperti sekarang. Benar, bagi Taufik Kiemas, tidak penting Pancasila itu dikategorikan dasar atau pilar. Yang penting segera dihayati, dan nilai-nilainya diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Memberi visi. Mengajak orang berpikir ke depan. Itulah gaya Taufik Kiemas. Sekarang kita baru merasakan “kebenaran” kata-kata dan pikiran almarhum. Termasuk kita baru paham belakangan ini bahwa orang yang kekanak-kanakan kalau jadi pemimpin akan berbahaya bagi bangsa dan negara. Jadi apa yang dikatakan Taufik Kiemas dulu itu, tentang “jenderal kekanak-kanakan”, benar belaka.

"Saya mulai mengenal dekat Taufik Kiemas (2000-2001) ketika almarhum sebagai suami wakil presiden (Megawati) dan saya juru bicara presiden (Gus Dur). Dalam beberapa kesempatan, kami suka terlibat dalam percakapan yang hangat tentang berbagai persoalan bangsa. Tapi Taufik Kiemas selalu mengambil posisi sebagai orang yang merasa lebih tua, karena itu merasa lebih tahu," kata Adhie yang pernah menjadi juru bicara Gus Dur ini.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, kini kita harus menelisik lagi satu persatu tokoh berkualitas negarawan 24 karat, tempat kita  bertanya untuk memecah kebekuan dan kebuntuan dalam kita berbangsa dan bernegara. Tapi masih adakah?
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas