Golkar Bantah Akan Untung Jika PKS Keluar dari Koalisi
Ketua DPP Golkar yang juga Wakil Ketua MPR RI Hajrijanto Y Thohari mengatakan penilaian kalau PKS keluar atau dikeluarkan
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Golkar yang juga Wakil Ketua MPR RI Hajrijanto Y Thohari mengatakan penilaian kalau PKS keluar atau dikeluarkan dari Kabinet, Golkar akan menangguk keuntungan politik, itu terlalu sederhana. Apalagi pemerintahan ini tinggal setahun, sehingga pengganti menterinya pun hanya akan melanjutkan program yang telah dibuat oleh menteri sebelumnya.
“Jadi, waktunya terlalu singkat kalau dibilang akan mengambil keuntungan politik,” ujar Ketua DPP Golkar yang juga Wakil Ketua MPR RI Hajrijanto Y Thohari di Gedung MPR RI Jakarta, Kamis (13/6/2013).
Terancam dikeluarkannya PKS dari Kabinet akibat menolak kenaikan harga atau pengurangan subsidi BBM banyak pihak memprediksi langkah itu akan menguntungkan Golkar.
Namun, prediksi itu dibantah dan dianggap terlalu dini, karena sikap penolakan PKS tersebut belum final. Pembahasan APBN-P juga belum diputus, sehingga sikap PKS masih bisa berubah. Tapi, kalau tetap menolak, mestinya semua pihak menjaga etika politik dalam berkoaliasi.
“Kalau tetap menolak, maka semua pihak harus menjaga tata krama, atau etika dalam politik sebagai ikatan koalisi. Kalau berbeda itu kan memang bukan koalisi, meski perbedaan pendapat itu wajar,” kata Hajrijanto Y Thohari.
Namun Hajrijanto masih belum yakin dengan sikap PKS tersebut, karena kenaikan harga BBM belum diketok palu sampai 17 Juni mendatang.
“Kalau sampai batas akhir waktu tetap menolak, baru ada kepastian politik dari PKS, dan juga Presiden SBY untuk melakukan langkah-langkah politik selanjutnya. Sebab, bagaimana pun yang namanya koalisi itu ya sama-sama. Bukan berbeda sikap,” ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.