PDIP: Perbanyak Penerimaan dan Lakukan Penghematan Anggaran
Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait menyayangkan sikap pemerintah yang hanya mengandalkan menarik subsidi
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait menyayangkan sikap pemerintah yang hanya mengandalkan menarik subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk menyelamatkan APBN.
Menurut Maruarar, masih banyak yang bisa dilakukan semisal penghematan perjalanan dinas, bea batu bara, dan cukai rokok untuk meningkatkan penerimaan negara.
"Ayo kita naikkan bea keluar batu bara Rp 40 triliun per tahun. Kita naikkan taruf cukai untuk minuman bersoda. Rokok juga. Ada satu jenis rokok itu 20 miliar batang per tahun. Dinaikkan Rp 100 saja itu sudah mencapai Rp 2 triliun," ujar Ara, panggilan akbrabnya, di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (15/6/2013).
Ara juga menyoroti bagaimana anggaran di kementerian tidak terserap seratus persen. Belum lagi anggaran perjalanan dinas, termasuk DPR, yang bisa dihemat.
"Ada sisa anggaran Rp 30 triliun per tahun. Ada perjalanan dinas yang audit BPK sudah jelas ada pemborosan. Kita harus tunjukkan lah DPR lakukan penghematan. Jangan rakyat saja dibuat berhemat," sindir Ara.
Ketua DPP PDI Perjuangan itu pun kembali menegaskan bahwa partainya tidak asal menolak kenaikan harga BBM. Menurutnya, pemerintah masih punya banyak cara untuk mendapatkan penerimaan negara untuk mengisi kas APBN tanpa harus mencabut subsidi BBM.
"Kecuali kita nggak ada pilihan. Mari kita tingkatkan pos-pos penerimaan, di lain pihak mari kita lakukan penghematan. Saya yakin itu bisa jadi solusi dan kita sama-sama tidak mengambil keuntungan politik," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.